Pengertian dan Ciri-ciri Fakta
Secara sederhana, fakta sanggup diartikan sebagai segala sesuatu yang positif atau benar-benar terjadi. Fakta tidak bersumber dari pendapat atau gagasan seseorang melainkan dari kenyataan yang sudah diketahui secara umum. melaluiataubersamaini kata lain, fakta yakni isu yang bersifat positif dan sanggup dibuktikan kebenarannya.Karena benar-benar terjadi dan disertai dengan bukti-bukti yang mendukung kebenarannya, fakta cenderung susah untuk dibantah. Sekalipun seseorang mempunyai argumen yang besar lengan berkuasa untuk menjatuhkan fakta tersebut, sebuah fakta tidak akan sanggup dipungkiri.
Segala bencana atau keadaan yang benar-benar terjadi dan pernah dilihat oleh insan atau sudah dilakukan suatu pengujian untuk memastikan kebenarannya pada khalayak umum ialah fakta. Sebuah fakta sanggup ditelusuri kebenarannya alasannya yakni sanggup diindera (dilihat, didengar, diraba).
Berikut ciri-ciri dari sebuah fakta:
1. Benar-benar terjadi dan nyata
2. Sudah teruji kebenarannya
3. Bersifat adil (bukan aliran seseorang)
4. Memiliki data atau bukti akurat
5. Pernah diindera atau diuji oleh manusia
6. Umumnya dilengkapi dengan waktu dan daerah yang terang
misal Fakta:
1. Tsunami Aceh terjadi pada 26 Desember 2004.
2. Perusahaan Picasa diambilalih oleh Google pada 13 juli 2004.
3. Pada 6 Agustus 1945, Amerika menjatuhkan bom atom di Hiroshima.
4. Medan yakni ibukota dari Sumatera Utara.
5. Murid sekolah menengah pertama mengenakan seragam putih biru.
Baca juga : Teknik Merumuskan Kesimpulan Secara Deduksi dan Induksi.
Pengertian dan Ciri-ciri Opini
Opini yakni pendapat atau pikiran seseorang terkena sesuatu. Opini sanggup dalam bentuk pertimbangan atau masukan dan biasanya dilengkapi dengan alasan-alasan untuk memperkuat atau mengambarkan kebenarannya.Meskipun opini dilengkapi dengan alasan atau fakta-fakta tertentu untuk memperkuat argumen, namun opini tidak sanggup dipastikan kebenarannya alasannya yakni belum teruji. Opini bersifat subjektif atau bersumber dari aliran seseorang.
Segala pernyataan atau keadaan yang belum tentu benar terjadi dan tidak pernah dilihat oleh insan atau belum dilakukan pengujian untuk memastikan kebenarannya ialah opini. Sebuah opini cenderung susah ditelusuri kebenarannya alasannya yakni tidak sanggup diindera.
Berikut ciri-ciri dari sebuah opini:
1. Merupakan argumen dan belum tentu sesuai kenyataan
2. Belum teruji kebenarannya
3. Bersifat subjektif (berasal dari aliran seseorang)
4. Menyertakan alasan sebagai pendukung namun bukti tidak akurat
5. Sulit ditelusuri kebenarannya
6. Menggunakan kata-kata opini atau prediksi
misal Opini:
1. Menurut aku, Google yakni perusahaan berbasis teknologi terhebat.
2. Perkembangan teknologi di indonesia sanggup dibilang sangat pesat.
3. Bermain di pantai jauh lebih seru daripada bermain di supermarket.
4. Jika rajin mengkonsumsi apel, kulit kita akan halus.
5. Suaranya sangat merdu menyerupai bunyi dari surga.
Baca juga : Mengubah Informasi Nonverbal Menjadi Informasi Verbal.
Teknik Membedakan Fakta dan Opini
Perbedaan antara fakta dan opini, sanggup kita lihat dari ciri-cirinya. Jika sebuah kalimat mengatakan lebih banyak ciri-ciri fakta, maka kalimat tersebut yakni fakta. Sebaliknya, bila sebuah kalimat mengatakan lebih banyak ciri-ciri opini, maka kalimat tersebut yakni opini.#1 Telusuri Kebenarannya
Langkah pertama yang sanggup kita lakukan yakni dengan mereview apakah bencana atau pernyataan yang ada di dalam kalimat tersebut benar-benar terjadi atau tidak. Tekniknya yakni menemukan bukti-bukti yang akurat untuk menelusuri kebenarannya contohnya waktu, tempat, proses kejadian, dan sebagainya.
Jika pernyataan dalam kalimat sanggup ditelusuri kebenarannya, alasannya yakni sanggup dilihat, didengar, atau dibuktikan, maka kalimat tersebut termasuk fakta. Sebaliknya, bila spesialuntuk pernyataan yang tak sanggup diindera dan susah dibuktikan kebenarannya, kalimat tersebut termasuk opini.
misal :
Fakta : Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945.
Opini : seharusnya Indonesia sudah merdeka sebelum 1945.
#2 Objektif atau subjektif
Langkah selanjutnya, kita sanggup mengamati sifat dari kalimat tersebut apakah bersifat adil atau bersifat subjektif. Kalimat yang bersifat ojektif cenderung mengungkapkan bencana apa adanya sesuai kenyataan sedangkan kalimat yang bersifat subjektif cenderung melibatkan perasaan atau aliran penulis.
misal :
Fakta : Bandung yakni ibukota provinsi Jawa Barat.
Opini : Medan yakni kota metropolitan yang paling indah di Indonesia.
#3 Memeriksa Kata Khusus
Kalimat yang bersifat subjektif biasanya memakai kata-kata opini atau prediksi menyerupai saya rasa, seharusnya, menurutku, sanggup jadi, kemungkinan, dianggap, sanggup disebut, dan sebagainya. Jika sebuah kalimat memakai kata-kata menyerupai itu, maka kalimat tersebut yakni opini.
misal :
Fakta : SBY terpilih menjadi presiden RI untuk periode 2009-2014.
Opini : Kemungkinan Indonesia akan menjadi negara adidaya pada 2036.
#4 Menalar Kalimat
Teknik terakhir yang sanggup kita lakukan untuk memastikan apakah sebuah kalimat tergolong fakta atau opini yakni dengan melibatkan logika atau perasaan. Jika sebuah kalimat menjadikan rasa tidak oke atau cenderung tidak masuk akal, maka kalimat tersebut ialah opini.
misal :
Fakta : Matahari terbit dari Timur dan karam di Barat.
Opini : Pemuda itu kejam sekali menyerupai iblis yang keluar dari neraka.
Baca juga : Jenis-jenis Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif.
Emoticon