Banyak perusahaan milik negara salah satunya ialah PT JASA RAHARJA (Persero). BUMN yang mempunyai gambaran dan prestasi yang tidak perlu dipertanyakan lagi dan keuntungannya sanggup dirasakan oleh banyak masyarakat di negeri ini.
Adapun yang menjadi rentetan sejarah terbentuknya PT JASA RAHARJA (Persero) tidak terlepas dari adanya suatu insiden pengalihan atau nasionalisasi perusahaan-perusahaan milik kolonial Belanda oleh Pemerintah RI.
Baca juga: Bagaimana Persiapan Psikotes Yang Benar
Pada awal berdirinya diputuskan Peraturan Pemerintah (PP) No.3 tahun 1960, Pengumuman Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan RI No.12631/BUM II tanggal 9 Februari 1960, ada sedikitnya 8 (delapan) perusahaan asuransi milik negara yang diputuskan sebagai Perusahaan Asuransi Kerugian Negara (PAKN) dan sekaligus diadakan pengelompokan dan penerapan nama perusahaan sebagai diberikut :
* Fa. Blom & Van Der Aa, Fa. Bekouw & Mijnssen, Fa. Sluiiters & co, setelah dinasionalisasi digabungkan menjadi satu berjulukan PAKN Ika Bhakti.
* NV. Assurantie Maatschappij Djakarta, NV. Assurantie Kantoor Langeveldt-Schroder, setelah dinasionalisasi digabungkan menjadi satu, dengan nama PAKN Ika Dharma.
* NV. Assurantie Kantoor CWJ Schlencker, NV. Kantor Asuransi "Kali Besar", setelah dinasionalisasi digabungkan menjadi satu, dengan nama PAKN Ika Mulya.
* PT. Maskapai Asuransi Arah Baru setelah dinasionalisasi didiberi nama PAKN Ika Sakti.
Kemudian pada tahun 1994, bersamaan dengan diterbitkan UU No.2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, yang antara lain mengharuskan bahwa Perusahaan Asuransi yang sudah menyelenggarakan aktivitas asuransi sosial mendapat larangan menjalankan asuransi lain selain aktivitas asuransi sosial, maka terhitung mulai tanggal 1 Januari 1994 Jasa Raharja melepaskan perjuangan non wajib dan surety bond dan kembali menjalankan aktivitas asuransi sosial yaitu mengelola pelaksanaan UU. No.33 tahun 1964 dan UU. No.34 tahun 1964
misal Soal Psikotes PT JASA RAHARJA (Persero) tahun 2018 Bentuk Tes Hitung Koran atau Tes Pauli Kraepelin
Tes Hitung Koran atau Tes Pauli Kraepelin ialah satu diantara enam belas (16) bentuk soal psikotes yang umum ditanyakan dalam tes psikotes kerja. Mengapa disebut tes koran hal ini dikarenakan angka-angka yang tersusun rapi disajikan dalam sebuah lembar kertas besar yang mirip koran.
Tes Hitung Koran atau Tes Pauli Kraepelin pertama sekali diperkenalkan dan dikembangkan oleh seorang psikiater populer berjulukan Emil Kraepelin
Teknik Menjawaban Soal Psikotes Tes Hitung Koran atau Tes Pauli Kraepelin
Coba perhatikan gambar di atas (misal soal Tes Hitung Koran atau Tes Pauli Kraepelin), angka yang sudah dicetak tebal ialah jawabanan yang benar yang diperoleh dari hasil penjumlahan dua bilangan yang berdekatan (atas ditambah dengan yang di bawah) referensi 4+5 = 9 ; 1+0=1 dan seterusnya.
Apabila hasil dari penjumlahan ternyata lebih dari satu digit maka yang ditulis spesialuntuk angka terakhir saja. Misalnya 9+1=10 (bisa dituliskan 0 saja) begitupun 9+7=16 (maka yang dituliskan 6 saja). Namun tetap juga mendenarkan intruksi dan juga petunjuk dari panitia seleksi (personalia) apakah spesialuntuk digit terkhir saja atau dua digit dituliskan langsung.
Emoticon