A. Alat Ukur Listrik
Dalam topik listrik dinamis terdapat beberapa bemasukan yang akan dibahas. Tiga bemasukan yang paling umum yakni tegangan, besar lengan berkuasa arus, dan hambatan. Sama menyerupai bemasukan lainnya, ketiga bemasukan listrik tersebut sanggup diukur memakai alat ukur tertentu. Pengukuran bemasukan listrik memakai lata ukur yang harus dirangkai dengan benar biar menunjukkan hasil pengukuran yang tepat.#1 Alat Ukur Tegangan
Alat ukur yang umum digunakan untuk mengukur tegangan yakni voltmeter. Alat ukur tegangan tidak pribadi sanggup digunakan untuk mengukur tegangan melainkan harus dipasang dalam rangakaian terlebih lampau. Untuk mengukur tegangan atau beda potensial pada komponen listrik, voltemeter harus dipasang secara paralel.
#2 Alat Ukur Kuat Arus Listrik
Kuat arus listrik sanggup diukur memakai amperemeter. Sama menyerupai voltmeter, amperemeter harus dihubungkan terlebih lampau ke rangkaian sebelum digunakan untuk mengukur besar lengan berkuasa arus. Untuk mengukur besar lengan berkuasa arus listrik dalam suatu komponen, amperemeter harus dipasang secara seri.
#3 Alat Ukur Hambatan
Hambatan listrik sanggup diukur memakai Ohmmeter. Alat ini ialah perangkat mengukur jumlah listrik yang dihasilkan dari pergesera ketika elektron melewati suatu konduktor listrik. Pengukuran kendala memakai Ohmemeter didasarkan pada konsep aturan Ohm yang membuktikan korelasi antara hambatan, tegangan, dan besar lengan berkuasa arus listrik.
B. Bemasukan dan Hukum Ohm
#1 Kuat Arus ListrikArus listrik yakni aliran muatan listrik. Arah aliran arus listrik berlawanan arah dengan arah aliran muatan negatif atau aliran elektron. Kuat arus listrik yakni bemasukan yang menyatakan besarnya perubahan muatan listrik atau jumlah muatan listrik yang mengalir persatuan waktu.
I = ΔQ/Δt = Q/t |
Keterangan :
I = besar besar lengan berkuasa arus listrik (Ampere)
Q = jumlah muatan yang mengalir (Coulomb)
t = selang waktu (sekon).
#2 Tegangan
Tegangan yakni bemasukan yang menyatakan perbedaan beda potensial antara dua titik dalam suatu rangkaian listrik. Pada rangkaian sederhana, beda potensial tersebut dihasilkan oleh sumber tegangan. Beda potensial listrik akan timbul kalau rangkaian dihubungkan dengan suatu sumber potensial listrik atau ggl (gaya gerak listrik), contohnya baterai, dinamo, aki, sel surya, dan sebagainya.
#3 Hambatan
Hambatan atau resistensi yakni bemasukan yang menyatakan kemampuan suatu materi menghambat atau menahan aliran arus listrik. Komponen listrik yang dibentuk khusus untuk mempersembahkan kendala listrik pada suatu rangkaian disebut resistor. Komponen ini berfungsi membatasi arus listrik yang melalui rangkaian listrik.
Besar kendala suatu penghantar bergantung pada beberapa faktor, yaitu jenis bahan, panjang bahan, luas penampang, dan suhu. Hubungan antara kendala listrik dan ukuran materi penghantar ditetapkan dalam persamaan diberikut ini:
|
Keterangan :
R = besar kendala yang dimiliki penghantar (Ohm)
ρ = kendala jenis (Ohm meter)
L = panjang kawat atau penghantar (m)
A = luas penampang kawat (m2).
Besar kendala suatu penghantar logam sanggup berubah lantaran dampak perubahan suhu. Umumnya, semakin tinggi suhu maka semakin besar pula kendala suatu bahan. Secara matematis, dampak perubahan suhu terhadap besar kendala ditetapkan sebagai diberikut:
R = Ro (1 + α.ΔT) |
Keterangan :
Ro = kendala mula-mula (Ohm)
R = kendala setelah perubahan suhu (Ohm)
α = koefisien muai linear atau koefisien suhu kendala (oC-1)
ΔT = perubahan suhu (oC).
#4 Hukum Ohm
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, Ohm melihat bahwa perbandingan antara beda potensial dengan besar lengan berkuasa arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian nilainya selalu konstan atau tetap. Nilai tetap tersebutlah yang disebut sebagai hambatan.
Hubungan antara tegangan, besar lengan berkuasa arus, dan kendala dirusmukan dalam aturan Ohm. Menurut persamaan aturan Ohm, besar besar lengan berkuasa arus yang mengalir dalam suatu rangkaian listrik berbanding lurus dengan besar tegangan dan berbanding terbalik dengan besar hambatan.
I = V/R |
Keterangan :
I = besar lengan berkuasa arus listrik yang mengalir (A)
V = besar tengangan (Volt)
R = besar kendala listrik (Ohm).
C. Rangkaian Listrik
Rangkaian listrik ialah suatu rangkaian yang menghubungkan sumber tegangan dengan elemen listrik oleh suatu penghubung yang berfungsi sebagai penghantar. Rangkaian listrik umumnya ditentukan dari susunan hambatannya. Susunan kendala atau susunan resistor sanggup dibedakan menjadi dua jenis, yaitu susunan seri dan susunan paralel.#1 Susunan Seri
Susunan seri yakni susunan kendala yang berfungsi sebagai pembagi tegangan. Ciri dari susunan seri yakni besar besar lengan berkuasa arus listrik yang melalui yiap komponen sama yaitu sama dengan besar lengan berkuasa arus listrik yang mengalir dalam rangkaian tersebut. Untuk kendala yang disusun seri, besar kendala penggantinya sanggup dihitung dengan rumus diberikut:
Rs = R1 + R2 + ... + Rn |
#2 Susunan Paralel
Susunan paralel yakni susunan kendala yang berfungsi sebagai pembagi arus. Pada susunan paralel, besar tegangan pada tiap komponen sama besar, yaitu sama dengan beda potensial sumber tegangan. Untuk kendala yang disusun secara paralel, berlaku beberapa persamaan diberikut:
1/Rp = 1/R1 + 1/R2 + ... + 1/Rn |
Keterangan :
Rs = kendala pengganti pada susunan seri (Ohm)
Rp = kendala pengganti pada susunan paralel (Ohm).
#3 Susunan Campuran
Umumnya, rangkaian listrik terdiri dari adonan susunan seri dan paralel. Besar kendala pengganti pada susunan adonan seri-paralel sanggup ditentukan dengan memperhatikan konsep susunan seri dan susunan paralel. Hal penting yang harus diperhatikan yakni penentuan potongan mana yang disusun seri dan potongan mana yang disusun paralel.
D. Energi dan Daya Listrik
#1 Energi ListrikEnergi listrik yakni energi yang bersumber dari tegangan listrik. Energi listrik disebabkan oleh mengalirnya muatan listrik dalam suatu rangkaian listrik tertutup. Untuk memindahkan muatan listrik dari satu titik ke titik lain dalam suatu penghantar, sumber tegangan yang terpasang harus mengeluarkan energi.
W = V . I . t |
Keterangan :
W = energi listrik (Joule)
V = besar tegangan (Volt)
I = besar lengan berkuasa arus listrik (Ampere)
t = selang waktu (s).
#2 Daya Listrik
Besarnya energi listrik yang diperlukan oleh alat listrik persatuan waktu disebut daya listrik. Besar daya listrik sama dengan hasil bagi energi listrik dengan selang waktu. Karena itu, daya juga sanggup didefenisikan sebagai laju hantaran energi listrik di dalam rangkaian listrik.
P = W/t = V . I |
Keterangan :
P = besar daya listrik (Watt)
W = energi listrik (Joule)
t = selang waktu (sekon).
E. Hukum Kirchoff
Selain aturan Ohm, aturan lain yang juga digunakan untuk menganalisis rangkaian listrik yakni aturan Kirchoff. Hukum Kirchoff umumnya digunakan untuk menganalisis arus dan tegangan dalam rangakaian listrik. Hukum Kirchoff dibedakan menjadi dua, yaitu hukuk I dan aturan II Kirchoff.#1 Hukum I Kircfhoff
Hukum I membuktikan bagaimana besar lengan berkuasa arus dalam suatu rangakaian bercabang. Pada rangkaian bercabang, sebagian arus listrik mengalir masuk pada percabangan dan sebagian lagi mengalir keluar. Menurut aturan ini, jumlah besar lengan berkuasa arus yang masuk sama dengan jumlah besar lengan berkuasa arus yang keluar.
∑ I masuk = ∑ I keluar |
#2 Hukum II Kirchoff
Hukum kedua Kirchoff, jumlah aljabar perubahan tegangan yang mengelilingi suatu lintasan tertutup dalam suatu rangkaian listrik yakni sama dengan nol. melaluiataubersamaini kata lain, jumlah aljabar GGL dan jumlah penurunan potensial dalam rangkaian tertutup (loop) sama dengan nol.
∑ε + ∑IR = 0 |
Demikianlah kumpulan rumus dan rangkuman teori fisika ihwal listrik dinamis yang sanggup edutafsi bagikan, semoga sanggup memmenolong proses pembelajaran siswa. Jika rangkuman dan rumus listrik dinamis ini bermanfaa, menolong kami membagikannya kepada kawan-kawan anda melalui tombol share yang tersedia. Terimakasih.
Emoticon