Model Soal Sbmptn Sastra Dan Gaya Bahasa

1. Berbagai peristiwa alam sudah menimpah negeri kita secara berturut-turut. Kosa kata yang sempurna untuk menyatakan perasaan tertentu aibat peristiwa alam tersebut ialah ....

   A. Saya perihatin

   B. Saya kecewa

   C. Saya jengkel

   D. Saya menyesal

   E. Saya bingung

   
   
2. Peribahasa yang bermakna kepalang tanggung terdapat dalam ....

   Ke langit tak sampai, ke bumi tak nyata Dibakar tak hnagus, direndam tak basah Biduk tiris menanti karam Bertanam tebu di bibir Berdiang di bubuk cuek

   
   
3. Klise yaitu ungkapan yang sangat sering diulang penerapannya. Berikut ini yang bukan ialah ungkapan klise yaitu ....

   Dinginnya tak tercatat di termometer Siang berebut dengan malam Bulan bersembunyi di balik awan Matahari tenggelam di ufuk barat Nyiur melambai di tepi pantai

   
   
4. Sebuah karya kisahan sanggup dikenal dari unsur-unsur diberikut, kecuali ....

   Menggunakan perincian, alasan, dan pembuktian Mengemukakan suatu peristiwa atau kejadian Rangkaian peristiwa terjadi dalam kurun waktu tertentu Ada tokoh-tokoh yang berperan Mengandung sebuah tema

   
   
5. Peribahasa Laksana apung dipermainkan gelombang mengungkapkan makna ....

   Mengharapkan sesuatu yang tidak kunjung hadir Mendapatkan situasi yang tidak menentu Keadaan yang sangat menyedihkan Mengharapkan laba yang besar Perkara yang tak sanggup diselesaikan

   
   
6. Ungkapan setali tiga uang dipakai untuk menyatakan sesuatu ....

   Yang bergantung pada hal lain Yang tidak bersangkut paut Yang berhubungan Yang berperihalan Yang identik

   
   
7. Kalimat-kalimat diberikut yang bergaya berlebihan dan personifikasi yaitu ....

   Pekikan gadis itu memecahkan langit Anaknya manis bagai bintang Apapun akan kubeli untukmu Ia sangat suka dua kelinci Neneknya tuna rungu

   
   
8. Peribahasa yang mengandung makna "tepat benar menuntut keadaan" yaitu ....

   Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi Berbilang dari esa menpenghasilan dari alif Esa hilang dua terbilang Bayang-bayang sepanjang tubuh Seduit dibelah tujuh

   
   
9. Peribahasa yang bermakna kewaspadaan yaitu ....

   Berjalan peliharakan kaki, berbicara peliharakan mulut Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Air damai menghanyutkan Tong kosong nyaring bunyinya Mati tiruant sebab gula

   
   
10. Perhatikan dan hayati puisi diberikut ini!
    Sekali berarti
    Sudah itu mati
    
    Maju
    Bagimu negeri
    Menyediakan api
    
    Punah di atas menghamba
    Binasa di atas ditindas
    Sungguhpun dalam janjkematian baru
    Tercapai
    Jika hidup harus merasai
    
    Maju serbu
    Serang
    Terjang
    

    Chairil Anwar
    
    Tema yang tersirat dalam puisi di atas yaitu ....
    

    A. Perjuangan	D. Pendidikan
    B. Penjajahan	E. Kesetiaan
    C. Pengorbana

    
    
11. Racun berada di reguk pertama
    Membusuk terasa di dada
    Tenggelam darah dalam nanah
    Malam kelabu membelam
    Jalan kaku lurus
    Putus
    Candu
    Tumbang
    
    Puisi karya Chairil Anwar tersebut berjudul "1943". Angka tersebut mengatakan ....

    Perjuangan melawan penjajah Jepang Suasana menjelang proklamasi Jumlah penderita yang disaksikan penyair Ulang tahun penyair yang penuh putus asa Suasana zaman penjajahan Jepang

    
    
12. Semua ungkapan diberikut mengandung makna idiomatis, kecuali ....

    Rambut pirang Besar kepala Ringang tangan Meja hijau Tangan besar

    
    
13. Proses pembangunan tidak saja menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan, tetapi juga menimbulkan banyak problem baru.
    Kalimat di atas memakai gaya bahasa ....
    

    A. Ironi	D. Metonimia
    B. Personifikasi	E. Metafora
    C. Hiperbola

    
    
14. Idiom yang mengungkapan makna menderita yaitu ....

    Makan bubur gerah-gerah Makan hati berulang jantung Dimakan pakaian Dimakan zaman Makan tangan

    
    
15. Datanglah engkau wahai maut
    Lepaskan saya dari nestapa
    Engkau lagi tempatku terpaut
    Di waktu ini petang gulita
    
    
    Menurut isinya, puisi di atas disebut ....
    

    A. Epigram	D. Himne
    B. Balada	E. Satire
    C. Elegi