Perkembangan seni rupa didasarkan pada sejarah peradaban insan khususnya di daratan Eropa serta negara-negara di sekitar Mesir, Arab, India, dan Cina yang menjadi sumber perkembangan seni rupa. Sama ibarat peradaban insan yang terus meningkat, perkembangan seni rupa juga mengalami peningkatan yang signifikan dari masa ke masa.
Jika dilihat menurut periodenya, maka perkembangan seni rupa sanggup dikelompokkan menjadi tujuh periode sebagai diberikut:
1. Seni rupa zaman Prasejarah
2. Seni rupa periode pertengahan
3. Seni rupa periode Renaisance
4. Seni rupa periode Barok dan Racoco
5. Seni rupa periode periode ke-19
6. Seni rupa periode periode ke-20
7. Seni rupa periode modern.
A. Seni Rupa Zaman Prasejarah
Seni rupa pada zaman prasejarah masih sangat sederhana dan terkesan monoton lantaran tidak ada warna dan umumnya ditemukan dalam bentuk artefak atau lukisan di dinding gua atau bebatuan besar. Ditemukannya lukisan di dinding-dinding gua menjadi salah satu bukti bahwa pada zaman prasejarah, insan juga sudah mengenal seni rupa.Dilihat menurut bukti artefak yang dikumpulkan, zaman prasejarah kemudian dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu zaman palaeolithikum, zaman mesolithikum, zaman neolithikum, dan zaman megalithikum. Keempat zaman tersebut ialah zaman watu yang perkembangan seni rupanya sanggup diamati.
#1 Seni Rupa Zaman Palaeolithikum
Seni rupa peninggalan zaman Palaeolithikum diyakini sebagai peninggalan seni rupa tertua. Peninggalan seni rupa pada zaman ini berupa beberapa alat yang terbuat dari watu ibarat kapak genggam, watu berwarna-warni yang disebut chalcedon, peralatan dari tulang dan tanduk rusa.
Objek lukisan pada zaman ini umumnya berupa telapak tangan, tubuh insan dan binatang. Dalam membuat lukisan, insan zaman ini memanfaatkan dinding-dinding gua atau bebatuan serta cipratan warna merah tanah yang dicampur dengan lemak babi.
#2 Seni Rupa Zaman Mesolithikum
Pada zaman watu tengah, peninggalannya berupa peralatan dari watu yang sudah lebih halus dibanding zaman watu tua. Peninggalan seni rupa pada zaman Mesolithikum umumnya berupa benda-benda yang terbuat dari tulang, kerang, tanduk, serta lukisan pada dinding gua dan bebatuan.
#3 Seni Rupa Zaman Neolithikum
Pada zaman Neolithikum atau zaman watu baru, insan sudah menetap dan sudah tahu cara bercocok tanam. Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya aneka macam karya seni rupa dalam bentuk peralatan ibarat kapak lonjong, kapak persegi, tembikar, suplemen berupa kalung, gelang, dan cincin yang terbuat dari watu warna.
#4 Seni Rupa Megalithikum
Pada zaman watu besar atau Megalithikum, insan sudah mulai menghasilkan karya seni rupa dalam ukuran yang lebih besar dengan memanfaatkan bebatuan besar yang ada di sekitar mereka. Karya tersebut dalam bentuk monumental ibarat menhir, tugu peringatan, temat duduk batu, altar, banguna berundak, sarkofagus, pahatan watu berbentuk insan atau binatang, dan sebagainya.
B. Seni Rupa Abad Pertengahan
Pada periode pertengahan (476 SM hingga tahun 1942), seni rupa mulai bangun ditandai dengan munculnya aneka macam kara seni rupa di daratn Eropa. Pada masa itu, seni rupa umumnya berkembang di wilayah kekaimasukan Romawi mencakup kawasan Spanyol, Perancis, Italia, dan Bizantium.#1 Seni Rupa Zaman Mesir Kuno
Seni rupa mesir kuno ialah salah satu hasil kebudayaan yang sangat bau tanah dan termasyur di dunia. Peninggalan-peninggalan kebudayaan Mesir Kuno yang paling terkenal antaralain piramida dan Sphink. Selain itu juga terdapat aneka macam peningaaln dalam bentuk lukisan, paung, dan relief.
Salah satu ciri seni rupa Mesir Kuno yaitu penyederhanaan pada bentuk objek yang digambar terlihat dari samping. Dalam penggambarannya, tokoh penting digambarkan dengan ukuran yang lebih besar. Relief-relief pada seni rupa Mesir kuno umumnya berbentuk pipih dan timbul serta terkadang didiberi warna.
Beberapa hasil karya pada periode Mesir Kuno antara lain kuil saji, mastaba atau tempat penyimpanan mumi, piramida, candi untuk pemujaan dewa, patung Achnaton, patung Mguamhet II, paung nefertiti, patung Raja Chefren, lukisan pada dinding gua dan peti mati.
#2 Seni Rupa Zaman Yunani
Kebudayaan Yunani Kuno ialah salah satu asal kebudayaan Eropa yang ada ketika ini. Kesenian Yunani Kuno dikenal melalui peninggalan arsitekturnya yang indah dan megah dengan bentuk anatomi yang sempurna. Pada zaman ini sangat diperhatikan proporsi bentuk dan pemberian ruang.
Seni rupa Yunani Kuno sanggup dibedakan menjadi beberapa periode, yaitu periode Geometric, Archaic, Classical, dan Hellenistic. Pada massa Geomteric, seni rupa ditandai dengan penerapan motif aneh geometris dan diakhiri dengan motif ketimuran.
Pada periode Archaic, banyak diproduksi patung dan bentuk-benuk berwarna hitam pada pot. Warna-warna keramik pada masa Archaic dibatasi oleh metode pembakarannya yang spesialuntuk mendapat warna hitam, merah, putih, dan kuning.
Beberapa karya seni rupa peninggalan zaman Yunani Kuno antaralain kuil Parthenon, kuil Propylae Acropolis Anthena, kuil Apollo, kuil Athena, kuil Erechtum, patung Athena Promachos, patung Athena Lemnia, patung Dewa Zeus, dan Arphodite.
#3 Seni Rupa Zaman Romawi
Pada awalnya, Seni rupa zaman Romawi sangat ibarat dengan seni rupa zaman Yunani. Ciri khas seni rupa Romawi mulai terlihat ketika sistem pemerintahannya bersifat republik. Pada masa itu, orang Romawi sangat suka dengan karya seni potret yaitu citra yang sangat ibarat dengan orangnya terutama orang terkenal.
Pada zaman Romawi, penggambaran orang lebih banyak melihat ke atas dan jarang menaruh perhatian pada penggalan tubuh lantaran penggalan tersebut dianggap kurang penting. Gambaran orang melihat ke atas ialah perlambangan melihat nirwana atau dewa.
Ada beberapa gagasan gres yang masuk dalam seni budaya Romawi, yaitu penambahan adegan berdarah dalam ungkapan kesenian jawaban perang dengan Jerman, penerapan metode drill dalam pembuatan patung, dan penerapan tema kesenian yang dipakai kebanyakan menggambarkan tentang roh lantaran banyak mendapat efek dari agama Kristen.
Beberapa karya seni rupa peninggalan zaman Romawi antaralain istana, theater untuk pertunjukan, ampitheater atau colosseum, bangunan sirkus untuk pacuan kuda, trimpual arch untuk penghormatan pendekar Romawi, basilika untuk tempat pengadilan, dan aquaduct untuk masukana pengairan.
C. Seni Rupa Periode Renaisance
Sebelum memasuki periode Renaisance, nilai-nilai kebudayaan klasik terutama kebudayaan Romawi yang pernah jaya hancur oleh bangsa Jerman dari suku Goths dan Vandal yang terkenal besifar barbar dan vandalisme, yaitu suatu tindakan yang suka merusak sesuatu yang bernilai baik.Periode Renaisance ialah salah satu periode perkembangan seni rupa yang sangat terkenal. Pada zaman ini, terjadi perubahan besar-bemasukan dalam aneka macam bidang keilmuwan termasuk seni rupa. Penggunaan istilah Renaisance bermula di Italia pada periode XIV yang berarti kelahiran kembali.
Sesuai dengan istilah tersebut, pada periode Renaisance seolah menjadi titik awal kembalinya kayar-karya seni rupa yang digemari oleh masyarakat. Pada periode ini, masyarakat kembali mengagumi karya seni para seniman dan karya itu dianggap mempunyai kualitas yang sama dengan karya seni rupa zaman Yunani dan Romawi.
Beberapa seniman yang terkenal pada periode Renaisance antara lain Michelangelo, Leonardo da Vinci, Raphael, Jan Van Eyck, Rembrant, dan Albert Durer. Dari sekian nama tersebut, Michelangelo dan Leonardo da Vinci termasuk dua seniman yang besar lengan berkuasa pada zaman itu.
Michelangelo terkenal dengan kepiawaiannya dalam membuat patung dan lukisan. Salah satu patung karya Michelangelo yang sangat terkenal yaitu patung Pieta. Ia juga mempunyai karya lukisan yang sangat terkenal pada masa itu, yaitu lukisan yang menghias langit gereja Sistine Chapel.
Leonardo da Vinci ialah seniman yang menajdi serminan manusai zaman Reinasance. Dalam menghasilkan karya seni rupa, Leonardo menerpakan prinsip chiaroscuro yaitu keseimbangan antara petang dan terperinci dan metode sfumato (memperlembut penggalan tepi bentuk). Salah sati karya Leonardo yang sangat terkenal yaitu lukisan Mona Lisa.
D. Seni Rupa Periode Barok dan Racoco
Mulai pertengah periode ke-16, seni rupa di Eropa berubah menjadi lebih realistik dan naturalistik. Pada masa itu dikenal dua istilah terkait seni rupa yaitu Barok dan Racoco. Pada zaman inilah para seniman mulai meninggalkan formalisme dalam lukisan.#1 Seni Rupa Periode Barok
Seni rupa yang bergaya realistik dan naturalistik serta pribadi menyentuh pengamatnya disebut sebagai gaya Barok. Istilah Barok berasal dari kata Baroque, sebuah kata dari bahasa Romawi yang artinya menyimpang atau tidak beraturan.
Gaya ini dipelopori oleh seniman Michelangelo dan Palladio. Beberapa tokoh lain yang menjadi pengikut gaya ini antaralain Teknikvaggio, Diego Velazquez, Gianlorenzo Bernini, Peter Paul Rubens, Rembrant, dan sebagainya.
Salah satu ciri khas periode Barok yaitu kebebasan para seniman dalam mengerkspresikan diri melalui karya-karya mereka sehingga karya tersebut umumnya lebih hidup. Pada masa ini banya dibangun istana-istana, gereja, serta bangunan-bangunan besar yang indah.
Beberapa karya yang terkenal pada zaman Barok ini antaralain patung The Ecstacy os St Teres, lukisan The Assumption of the Virgin, metode Chiaroscuro dan sfumato, patung, istana, gereja megah, dan aneka macam bangunan besar yang megah dan indah.
#2 Seni Rupa Periode Racoco
Lambat laun, gaya Barok juga mulai ditinggalkan dan berganti dengan periode Racoco. Pada periode ini, para seniman tidak lagi mengikuti fomalitas dalam melukis. Mereka mencoba untuk tidak mengikuti aturan-aturan baku dalam pembuatan komposisi sehingga cenderung bebas dalam berekspresi. Salah satu seniman periode Racoco yang terkenal yaitu Jean Antoine Watteau.
Salah satu ciri khas dari karya seni rupa pada periode ini yaitu nuansa bahagian dan ceria yang berkaitan dengan kehidupan manusia, perempuan anggun di alam, serta komposisi dinamis dari objek yang dilukis. Pada zaman ini, para seniman juga cenderung memakai hiasan yang hiperbola pada karyanya.
E. Seni Rupa Periode Abab ke-19
Perkembangan seni rupa pada zaman Barok dan Racoco ternyata mengundang aneka macam reaksi dari aneka macam kalangan termasuk para seniman. Sebaga reaksi dari perkembangan itu, muncullah beberapa pandangan gres terkait estetika. Pada periode ke-19, muncullah gaya gres yaitu Neoklasikisme dan Romantisme.#1 Seni Rupa Bergaya Neoklasikisme
Pada masa neoklasikisme, para seniman berupaya menggali ide-ide terkena estetika yang berkembang pada zaman klasik Yunani dan Romawi. Pada masa ini banya dihasilkan lukisan yang obejknya yaitu patung-patung Yunai dan Romawi.
#2 Seni Rupa Bergaya Romantisme
Sama ibarat neoklasikisme, fatwa romantisme juga lahir sebagai reaksi dari perkembangan seni rupa sebelumnya. Dalam hal estetika, fatwa romantsime lebih lebih menonjolkan perasaan pribadi ketika melihat suatu suasana atau insiden atau potensi materi yang dipakai dalam menghasilka karya seni.
F. Seni Rupa Periode Abad ke-20
Perubahan sosial dan budaya yang terjadi jawaban dampak revolusi Industri dan inovasi aneka macam karya teknologi membuat para seniman mencicipi kegelesihan yang luar biasa. Untuk mengimbangi perubahan tersebut, para seniman kemudian meninggalkan gaya periode periode ke-19 dan melaksanakan aneka macam eksperimen dalam menghasilkan karya sehingga muncullah aneka macam gaya gres dalam menghasilkan karya seni rupa.Pada periode ini banyak bermunculan fatwa atau gaya dalam menghasilakn seni rupa khusunya seni lukis. Gaya-gaya tersebut bermunculan dengan dengan memakai unsur-unsur estetik universal berupa geometris, warna primer, dan peluang dalam membuat asbtraksi dari objek yang tampak.
Beberapa fatwa yang berembang pada zaman ini antaralain:
1). Realisme : pengungkapan kondisi yang positif sesuai dengan objek yang dilihat.
2). Expresionisme : menampilkan bentuk psikologis atau eskpresi dari senimannya.
3). Impresionisme : penerapan kesan cahaya dalam waktu dan kondisi yang berlainan.
4). Post-impresionisme : keseimbangan, intensitas warna, kesan kedalam ruang.
5). Kubisme : mengembalikan bentuk ke bentuk orisinil yaitu geometris.
6). Abstrak : pengunaan konsep aneh bebas dari hukum yang bersifat akademis.
7). Surealisme : penerapan alam bawah sadar dalam melahirkan image yang unik.
8). Fauvisme : penerapan unsur sebagai mulut dari esensi tentang sesuatu.
G. Seni Rupa Periode Modern
Pada periode modern berkembang seni rupa kontemporer. Karya seni rupa kontemporer umumnya dibentuk dengan perpaduan atau penglompokkan gaya seni rupa yang satu periode. Bebrapa fatwa atau gaya yang berkembang pada periode modern ini antaralain pop art, optic art, dan posmodernisme.#1 Seni Rupa Pop Art
Pop art ialah suatu fatwa seni rupa kontemporer yang berkembang antara 1956 dan 1966 di London Inggris. Para seniman yang menganut fatwa pop art umumnya menghasilkan karya menurut objek yang sedang terkenal di masyarakat perkotan khusunya yang berbau komesial.
#2 Seni Rupa Optic Art
Seni rupa optic art ialah salah satu fatwa karya seni rupa yang paling menonjol pada periode modern. Karya seni rupa optic art memerlukan pemikiran rasional dalam berkarya namun tetap mempertahankan unsur mulut sehingga karya yang dihasilan tetap ekspresif.
#3 Seni Rupa Posmodernisme
Dalam menghasilkan karya seni rupa, para penganut fatwa posmo menekankan pada semantika (makna rupa) dan semiotika (permainan tanda rupa) dan tidak lagi berpusat pada mulut pribadi atau pengallian gaya-gaya gres ibarat yang terjadi di periode modern.
Emoticon