Agar berhasil, kultur jaenteng harus dilakukan dengan media dan kondisi yang memungkinkan. Salah satu kelebihan metode kultur jaenteng yaitu sanggup menghasilkan bibit tumbuhan dalam jumlah yang banyak dengan waktu relatif singkat. Pada peluang ini, akan dibahasa macam-macam kultur jaringa, prinsip serta mekanisme kultur jaenteng.
Macam Kultur Jaenteng
Teknik kultur jaenteng disebut juga dengan perkembangbiakan in vitro alasannya yaitu sel atau jaenteng tumbuhan ditumbuhkan di dalam botol yang sudah diisi media tumbuh dan dilengkapi dengan hormon pertumbuhan yang dibutuhkan.Langkah awal dalam pembuatan kultur jaenteng yaitu pemilihan eksplan, yaitu bab flora yang akan dikultur pada suatu medium. Biasanya, eksplan yang dipakai diambil dari bab atau organ flora yang sel-selnya masih aktif membelah.
Berdasarkan bab tumbuhan yang dijadikan sebagai eksplan, kultur jaenteng sanggup dibedakan menjadi enam macam, yaitu:
1. Kultur meristem : jaenteng akar, batang, atau daun yang muda
2. Kultur embrio : memakai embrio
3. Kultur anter : memakai kepala sari
4. Kultur polen : memakai serbuk sari
5. Kultur kloroplas : memakai sel jaenteng hidup
6. Kultur protoplas : memakai kloroplas.
Prinsip dalam Teknik Kultur Jaenteng
Teknik kultur jaenteng harus dilakukan dalam kondisi yang steril. Mulai dari tempat, alat, bahan, hingga pelaku kultur jaenteng harus benar-benar steril. Oleh alasannya yaitu itu, sebelum digunakan, alat-alat yang diharapkan harus disterilkan terlebih lampau dengan autoklaf.Prinsip metode kultur jaenteng yaitu memanfaatkan sifat totipotensi dari bab tumbuhan yang sel-selnya masih aktif membelah yang dipakai sebagai eksplan. Eksplan yang steril dikultur dalam botol Erlenmeyer meliputi media cair kemudian dipindahkan ke dalam medium padat hingga siap untuk ditanam ke dalam pot pembemasukan.
Dalam metode kultur jaenteng dipakai dua medium tumbuh yaitu medium cair dan medium padat. Medium cair dipakai untuk menumbuhkan eksplan hingga terbentuk kalus sedangkan medium padat dipakai untuk menumbuhkan kalus hingga terbentuk plantlet.
Di dalam media cair terdapat zat nutrisi dan zat pengatur tumbuh untuk memicu sifat totipotensi eksplan. Agar nutrisi sanggup meresap ke dalam eksplan, maka media harus diletakkan di atas shaker selama waktu yang ditentukan.
Dari eksplan akan tumbuh jaenteng sperti kalus berwana putih yang setelah terpisah dari eksplan akan dipindahkan ke medium padat. Di dalam media padat terdapat larutan nutrisi, zat pengatur tumbuh, dan agar.
Selain bergantung pada kondisi steril dan mediumnya, keberhasilan dalam kultur jaenteng juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan ibarat temperatur, cahaya, kelembapan, dan tingkat keasaman (pH). Agar tingkat keberhasilan lebih besar, sebaiknya eksplan diambil dari jaenteng muda yang sedang tumbuh dan aktif membelah.
Prosedur Kultur Jaenteng
Kultur jaenteng dilakukan menurut tahapan sesuai dengan prosedurnya. Secara umum, mekanisme kultur jaenteng terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:1. Persiapan medium
2. Pemilihan dan pengambilan eksplan
3. Penanaman eksplan
4. Proses pengocokan
5. Pemindahan kalus atau PLB
#1 Persiapan Medium
Media yang dipakai dalam metode kultur jaenteng berupa media cair dan media padat. Keduanya disiapkan di dalam botol Erlenmeyer dan ditutup dengan kain kasa seteril dan lapisan alumunium foil.
Medium padat yaitu media yang dipakai untuk menumbuhkan akar dan tunas dari eksplan hingga terbentuk plantlet. Medium padat mengandung unsur makro dan unsur mikro serta hormon pertumbuhan yang disatukan dalam bentuk padat dengan menambakan agar.
Medium cair yaitu media yang dipakai untuk memecah kalus menjadi sel tunggal, yaitu sel yang memiliki sifat totipotensi untuk tumbuh dan membelah diri. Media cair dipakai untuk menumbuhkan eksplan hingga berbentuk kalus.
Botol yang meliputi media tersebut kemudian disterilkan dengan cara pemanasan selama kurang lebih dua puuh menit memakai autoklaf dengan suhu 120o C dan tekanan 1,5 kg/m2. Sesudah disterilkan, media kemudian disimpan di dalam kawasan yang steril.
#2 Pemilihan dan Pengambilan Eksplan
Sesudah medium disiapkan, tahap selanjutnya yaitu pemilihan dan pengambilan eksplan. Eksplan sanggup diambil dari bab yang masih muda dan sel-selnya masih aktif membelah (jaenteng meristematik) ibarat tunas pucuk, ketiak daun, ujung akar, atau daun muda.
Eksplan yang sudah diambil kemudian disterilkan dengan cara perendaman selama kurang lebih lima menit. dalam larutan kalsium hipoklorit 5%. Selanjutnya, eksplan yang sudah direndam dibilas dengan aquades steril dan siap untuk digunakan.
#3 Penanaman Eksplan
Bahan eksplan yang sudah steril dimasukkan ke dalam ruangan entkas yang steril kemudian bab luar eksplan dikupas memakai pisau tajam yang steril hingga eksplan berukuran 1 - 1,5 mm. Selanjutnya, eksplan dimasukkan ke dalam botol Erlenmeyer yang meliputi media cair dan ditutup kembali dengan kain kasa dan alumunium foil.
#4 Proses Pengocokan
Langkah selanjutnya yaitu pengocokan. Erlenmeyer yang meliputi media cair dan sudah ditanami ekpslan diletakkan di atas meja pengocok atau shaker dengan frekunesi pengocokan sekitar 60-70 kali permenit selama 6 jam. Proses ini dilakukan selama 2 bulan atau kurang.
Pengocokan dilakukan dengan beberapa tujuan antaralain, untuk menggiatkan kontak antara permukaan eksplan dengan larutan media, megampangkan penyerapan larutan nutrisi ke dalam jaenteng eksplan, melnacarkan sirkulaasi udara, dan menjaga kerseragaman larutan nutrisi dalam media yang digunakan.
#5 Pemindahan PLB
Di dalam media cair, eksplan akan tumbuh membentuk jaenteng ibarat kalus berwarna putih yang disebut protocorm like body (PLB). Lama-kelabuaan PLB akan lepas dari eksplan. PLB yang sudah dilepas sanggup dipecah-pecah dan ditumbuhkan menjadi banyak.
PLB yang sudah terbentuk kemudian dipindahkan ke dalam media padat untuk dikulturkan dalam ruang steril dengan suhu, kelembapan, dan instensitas cahaya yang sudah diatur. Di dalam media padat, PLB akan tumbuh menjadi plantlet.
Plantlet yang sudah menghasilkan daun dipindahkan ke botol lain yang meliputi media padat supaya tidak terlalu padat dalam satu botol. Sesudah usia 4-6 bulan, akar, batang, dan daun akan terus tumbuh dan siap untuk dipindahkan ke dalam pot-pot pembemasukan.
Manfaat atau Keuntungan Kultur Jaenteng
Pada dasarnya, metode kultur jaenteng terus dikembangkan alasannya yaitu mempersembahkan beberapa manfaat atau laba yang lebih baik dibanding metode lain. Berikut beberapa laba metode kultur jaenteng:1. Sifat genetik sama persis dengan induk
2. Dihasilkan tumbuhan gres yang unggul dan seragam
3. Dihasilkan bibit dalam jumlah besar
4. Dihasilkan tumbuhan gres dalam waktu lebih cepat
5. Tidak memerlukan areal yang terlalu luas
6. Dapat menghasilkan tumbuhan bebas virus
7. Sebagai masukana melestarikan plasma nutfah
8. Menciptakan varietas gres dengan rekayasa genetika
9. Memungkinkan perkembangbiakan tumbuhan obat lebih cepat
10. Melestarikan tumbuhan yang hampir punah.
Emoticon