Pada artikel sebelumnya sudah dijelaskan bahwa momen gaya ialah bemasukan vektor yang dihasilkan dari perkalian silang (cross product) antara vektor r dan vektor gaya F.
Itu artinya, untuk mencapai kesetimbangan rotasi, besar gaya dan jarak gaya ke poros atau lengan gayanya sangat berpengaruh. Untuk referensi sederhananya, perhatikan gambar di bawah ini.
Pada gambar di atas, terang terlihat bahwa torsi yang disebabkan oleh kedua benda bermassa m1 dan m2 berlawanan arah sehingga resultan torsi pada sistem tersebut ialah selisih dari kedua torsi. Jika massa batang diabaikan, biar setimbang tentu torsi mereka harus sama besar.
Jika r1 ialah jarak gaya berat W1 terhadap sumbu putar dan r2 ialah jarak gaya berat W2 terhadap sumbu putar, maka :
⇒ ∑Ï„ = 0
⇒ Ï„2 − Ï„1 = 0
⇒ Ï„2 = Ï„1
⇒ W1.r1 = W2.r2
misal 1 : Menentukan Gaya Agar Seimbang
Pada gambar di bawah ini, jikalau diketahui F1 = 10 N, F3 = 40 N, panjang AC = 1 m dan panjang AB = 0,6 m dan massa batang diabaikan, maka tentukanlah besar gaya F2 biar sistem setimbang. F2 berada di tengah garis BC.
Pembahasan :
∑Ï„ = 0
⇒ Ï„3 + Ï„1 − Ï„2 = 0
⇒ Ï„2 = Ï„3 + Ï„1
⇒ F2 (½BC) = F3 (BC) + F1 (AB)
⇒ F2 (½ x 0,4) = 40 (0,4) + 10 (0,6)
⇒ F2 (0,2) = 16 + 6
⇒ F2 = 22 / 0,2
⇒ F2 = 110 N.
misal 2 : Menentukan Jarak Gaya Agar Seimbang
Batang AC yang massanya diabaikan didiberi dua gaya F2 dan F2 menyerupai gambar. F1 dan F2 masing-masing 20 N dan 40 N. Panjang AB = 2 m dan BC = 4 m. Agar sistem setimbang, tentukanlah jarak gaya F3 dari poros B jikalau F3 sebesar 100 N diletakkan di antara poros dan F2.Pembahasan :
∑Ï„ = 0
⇒ Ï„2 + Ï„1 − Ï„3 = 0
⇒ Ï„3 = Ï„2 + Ï„1
⇒ F3 (R3) = F2 (BC) + F1 (AB)
⇒ 100 (R3) = 40 (4) + 20 (2)
⇒ 100 R3 = 160 + 40
⇒ R3 = 200 / 100
⇒ R3 = 2 m.
Jadi, jarak F3 dari poros ialah 2 m.
misal 3 : Syarat Kesetimbangan Rotasi
Untuk sistem katrol menyerupai terlihat pada gambar, tunjukkanlah bahwa biar setimbang maka massa m1 harus sama dengan massa m2.Pembahasan
Untuk mempergampang, mari tinjau gaya pada masing-masing benda :
Tinjau benda 1 :
∑F = 0
⇒ T1 - W1 = 0
⇒ T1 = W1
Tinjau benda 2 :
∑F = 0
⇒ T2 - W2 = 0
⇒ T2 = W2
Tinjau katrol :
∑Ï„ = 0
⇒ T2.r - T1.r = 0
⇒ T2.r = T1.r
⇒ T2 = T1
Karena T2 = T1, maka diperoleh :
⇒ W2 = W1
⇒ m2.g = m1.g
⇒ m2 = m1 (Terbukti).
misal 4 : Menentukan Besar Massa Agar Sistem Setimbang
Dua benda dihubungkan dengan tali pada sistem katrol dan bidang miring menyerupai terlihat pada gambar. Diketahui m2 sebesar 20 kg, massa katrol 20 g dan kemienteng bidang 37o. Jika koefisien tabrakan antara mdan bidang miring ialah 0,25 maka tentukanlah massa m1 biar sistem dalam keadaan setimbang ⇒ m2 = m1 (Terbukti).
misal 4 : Menentukan Besar Massa Agar Sistem Setimbang
Pembahasan :
Untuk menjawaban soal ini maka kita sanggup menggambar garis-garis gayanya terlebih lampau sehingga mempergampang kita dalam menganalisisnya.
Tinjau benda 1 :
∑Fx = 0
⇒ T1 - W1x - Fg = 0
⇒ T1 = Fg + W1x
⇒ T1 = Fg + W1 sin 37o
⇒ T1 = Fg + ⅗ W1
∑Fy = 0
⇒ N - W1y = 0
⇒ N = W1y.
⇒ N = W1. cos 37o
⇒ N = ⅘ W1
Tinjau benda 2 :
∑F = 0
⇒ T2 - W2 = 0
⇒ T2 = W2
⇒ T2 = 200 N.
Tinjau katrol :
∑Ï„ = 0
⇒ T2.r - T1.r = 0
⇒ T2.r = T1.r
⇒ T2 = T1
maka T1 = 200 N.
melaluiataubersamaini begitu diperoleh :
⇒ T1 = Fg + ⅗W1
⇒ T1 = µ.N + ⅗W1
⇒ 200 = 0,25 (⅘W1) + ⅗W1
⇒ 200 = ⅕W1 + ⅗W1
⇒ 200 = ⅘W1
⇒ W1 = 5⁄4 (200)
⇒ W1 = 250 N.
Jadi, biar sistem dalam keadaan setimbang, maka m1 = 25 kg.
∑Fx = 0
⇒ T1 - W1x - Fg = 0
⇒ T1 = Fg + W1x
⇒ T1 = Fg + W1 sin 37o
⇒ T1 = Fg + ⅗ W1
∑Fy = 0
⇒ N - W1y = 0
⇒ N = W1y.
⇒ N = W1. cos 37o
⇒ N = ⅘ W1
Tinjau benda 2 :
∑F = 0
⇒ T2 - W2 = 0
⇒ T2 = W2
⇒ T2 = 200 N.
Tinjau katrol :
∑Ï„ = 0
⇒ T2.r - T1.r = 0
⇒ T2.r = T1.r
⇒ T2 = T1
maka T1 = 200 N.
melaluiataubersamaini begitu diperoleh :
⇒ T1 = Fg + ⅗W1
⇒ T1 = µ.N + ⅗W1
⇒ 200 = 0,25 (⅘W1) + ⅗W1
⇒ 200 = ⅕W1 + ⅗W1
⇒ 200 = ⅘W1
⇒ W1 = 5⁄4 (200)
⇒ W1 = 250 N.
Jadi, biar sistem dalam keadaan setimbang, maka m1 = 25 kg.
Emoticon