Pada titik awal gerak, arah kecepatan benda ditentukan oleh sudut elevasi yaitu besar sudut antara kecepatan awal dengan bidang datar. Arah kecepatan tersebut membentuk kemienteng terhadap bidang datar. Pada peluang ini, Bahanbelajarsekolah.blogspot.com akan mengulas cara memilih arah kecepatan benda pada ketinggian tertentu atau setelah bergerak selama t detik.
Arah kecepatan biasanya ditetapkan dengan arah mata angin atau menurut titik pola yang menjadi tujuan gerak. Misalnya benda bergerak dari titik A ke B, maka arah gerak sanggup ditetapkan menuju titik B.
Akan tetapi, untuk gerak yang melibatkan sudut elevasi mirip gerak parabola, maka diharapkan klarifikasi wacana arah yang lebih spesifik alasannya ialah arah di sebarang titik selalu tidak sama. Untuk itu, arah kecepatan sanggup ditetapkan dengan kemienteng terhadap bidang datar.
melaluiataubersamaini kata lain, arah kecepatan sanggup ditetapkan dengan besar sudut antara kecepatan dan bidang datar. Selain itu, arah kecepatan juga sanggup ditetapkan dalam nilai sin, cos, atau tan dari sudut tersebut. Sesudah nilai sin, cos, atau tan diketahui, kita sanggup memilih besar sudutnya.
Pada gerak parabola, kecepatan awal benda diuraikan dalam arah mendatar dan arah vertikal menjadi vox dan voy. Pada ketinggian tertentu, kita sanggup memilih besar kecepatan benda setelah t detik dalama arah mendatar dan vertikal vx dan vy.
Jika vx dan vy diketahui, maka arah kecepatan sanggup dihitung dengan rumus:
|
Keterangan :
θ = besar sudut antara kecepat kecepatan (v) dan bidang datar
vx = kecepatan setelah t detik pada sumbu-x (m/s)
vy = kecepatan setelah t detik pada sumbu-y (m/s)
Untuk melihat bagaimana perubahan sudut atau arah kecepatan pada gerak parabola, perhatikan gambar di atas. Pada gambar di atas terdapat lima titik yang mewakili lintasan benda yaitu titik A, B, C, D, dan E. Titik A ialah titik awal atau posisi awal gerak, titik C ialah titik tertinggi atau ketinggian maksimum, dan titik E ialah titik simpulan atau titik henti.
Pada titik A, arah kecepatan benda ialah sama dengan besar sudut elevasinya yaitu besar sudut antara kecepatan awal benda (vsub>o) dengan bidang datar atau sumbu-x.
Ketika mencapai titik B, kecepatan benda dalam arah vertikal (vy) berkurang sedangkan kecepatan dalam arah mendatar (vx) tetap. Karena vy menurun, maka besar sudut antara v dengan bidang datar juga berkurang (lihat kemientengnya berkurang).
Pada titik tertinggi yaitu titik C, kecepatan benda dalam arah vertikal sama dengan nol (vy = 0) sehingga kecepatan total benda pada titik itu ialah sama dengan kecepatan benda dalam arah mendatar (v = vx). melaluiataubersamaini demikian, arah kecepatannya juga sama dengan arah vx yaitu ke kanan.
Sesudah benda turun kembali dan mencapai titik D, kecepatan benda dalam arah vertikal kembali muncul lantaran efek gravitasi sehingga kecepatan benda pada titik itu membentuk sudut terhadap bidang datar. Arah atau keimienteng kecepatannya sesuai dengan sudut yang terbentuk.
Pada titik E, sesaat sebelum benda menyentuh tanah dan berhenti, maka arah kecepatannya akan mendekati atau sama dengan arah kecepatan awalnya pada titik A. Sesaat setelah itu benda mneyentuh tanah dan berhenti.
misal Soal :
Sebuah benda bergerak dengan kecepatan awal 25 m/s dan sduut elevasi 53
a. Arah kecepatan setelah 1 detik
b. Arah kecepatan pada titik tertinggi
Pembahasan :
Dik : vo = 25 m/s, θ = 53o, g = 10 m/s2
a. Arah kecepatan setelah t = 1 s
Pertama-tama kita tentukan dulu besar vx dan vy setelah benda bergerak selama 1 detik.
Kecepatan pada sumbu-x:
⇒ vx = v
⇒ vx = vo cos θ
⇒ vx = 25 cos 53o
⇒ vx = 25(3/5)
⇒ vx = 15 m/s
Kecepatan pada sumbu-y:
⇒ vy = voy - gt
⇒ vy = vosin θ - gt
⇒ vy = 25 sin 53o - 10(1)
⇒ vy = 25 (4/5) - 10
⇒ vy = 20 - 10
⇒ vy = 10 m/s
Arah kecepatan benda:
⇒ tan θ = | vy |
vx |
⇒ tan θ = | 10 m/s |
15 m/s |
⇒ θ ≈ 33o
Jadi, bila ditetapkan dalam sudut. Arah kecepatan benda setelah t detik membentuk kemienteng terhadap sumbu-x sebesar kurang lebih 33o. Lihat bahwa kemientengnya jadi lebih kecil dari kemienteng awal 53o.
a. Arah kecepatan pada titi tertinggi, vy = 0
Untuk soal mirip ini kita tidak perlu menghitung kecepatan pada sumbu-x dan sumbu-y lantaran arah kecepatan niscaya sama dengan arah kecepatan pada sumbu-x yaitu lurus ke kanan. Tapi untuk membuktikannya mari kita hitung menurut rumus.
Kecepatan pada sumbu-x: ⇒ vx = vox
⇒ vx = vo cos θ
⇒ vx = 25 cos 53o
⇒ vx = 25(3/5)
⇒ vx = 15 m/s
Arah kecepatan benda:
⇒ tan θ = | vy |
vx |
⇒ tan θ = | 0 |
15 |
⇒ θ = 0o
Dari perhitungan di atas maka terang terlihat bahwa kecepatan benda tidak membentuk sudut terhadap sumbu-x (θ = 0o). Itu artinya vektor kecepatannya lurus dalam arah mendatar ke arah kanan.
Emoticon