Dalam bahasa Indonesia, terdapat beberapa kata yang mengandung makna lebih dari satu ketika digunakan dalam konteks kalimat yang tidak sama. Perbedaan makna sanggup timbul alasannya ialah beberapa faktor menyerupai proses penambahan awalan, pengurutan kata, intonasi, sampai tanda baca yang tidak sama. Tak spesialuntuk tidak sama, makna yang terkandung pada sebuah kata juga sanggup berkembang dan mengalami perubahan. Pada peluang ini kita akan mengulas beberapa jenis perubahan makna, dan faktor yang mengakibatkan perubahan.
Penyebab Perubahan Makna Kata
Secara umum, perubahan makna dipengaruhi oleh beberapa faktor diberikut ini :
Proses gramatikal Adanya afiksasi, reduplikasi, dan komposisi dalam proses gramatikal menghasilkan makna-makna gramatikal yang berubah dari makna sebelumnya. Misalnya pemdiberian awalan ter- pada kata "terjatuh" mengakibatkan makna gramatikal tidak sengaja.
Perubahan makna suatu kata juga sanggup timbul akhir perkembangan ilmu dan teknologi. Misalnya kata "layar" yang dulu dikaitkan dengan kapal tetapi kini lebih identik dengan barang elektronik menyerupai layar televisi atau layar komputer.
Berbedanya latar sosial dan budaya di aneka macam tempat mengakibatkan perubahan makna pada kata-kata tertentu. Misalnya kata "engkau" di beberapa kawasan menawarkan satu orang tetapi di beberapa kawasan lain, kata engkau sanggup menawarkan beberapa orang sekaligus.
Pandangan hidup dan ukuran norma dalam masyarakat kadangkala mengakibatkan suatu kata mempunyai nilai rasa rendah (kurang sangat bahagia) atau justru menjadi mempunyai nilai rasa tinggi (sangat bahagia). Misalnya kata "bini" yang dinilai lebih rendah daripada kata "istri".
Baca juga : Ciri-ciri Bahasa Baku dan misal Kalimat.
Pandangan hidup dan ukuran norma dalam masyarakat kadangkala mengakibatkan suatu kata mempunyai nilai rasa rendah (kurang sangat bahagia) atau justru menjadi mempunyai nilai rasa tinggi (sangat bahagia). Misalnya kata "bini" yang dinilai lebih rendah daripada kata "istri".
Baca juga : Ciri-ciri Bahasa Baku dan misal Kalimat.
Konteks kalimat mempunyai efek kepada perubahan makna secara kontekstual yaitu adanya hubungan antara ujaran dan situasi pada waktu ujaran dipakai. Misalnya kaki adik terkena duri ketika melintasi kaki pegunungan.
Perbedaan penafsiran sama halnya dengan perbedaan referen atau sumber yang dijadikan contoh dalam mengartikan suatu kata. Misalnya makna kata gaya dalam ilmu fisika tidak sama dengan kata gaya dalam bidang fashion alasannya ialah referennya sudah jauh tidak sama.
Proses asosiasi atau mengaitkan suatu kata menurut pesamaan sifatnya mengakibatkan makna yang tidak sama. Misalnya kata dingklik dan kata jabatan. Asosiasi kedua kata tersebut mengakibatkan perubahan makna pada kata dingklik yang berarti kedudukan.
Proses penyingkatan adakalanya mengakibatkan suatu abreviasi kata lebih sering digunakan daripada kata sebenarnya. Misalnya kata meninggal yang ialah bentuk penyingkatan dari meninggal dunia. Karena biasa digunakan, kata meninggal mempunyai makna yang sama dengan meninggal dunia.
Dalam penerapan bahasa, adakalanya terjadi pertukaran tangaapan indera yang satu dengan indera lainnya contohnya kata "pedas" yang seharusnya ditanggapi oleh indera pengecap yaitu pengecap tertukar menjadi ditanggapi oleh indera pendengaran atau pendengaran untuk menandakan kata-kata yang pedas.
Baca juga : Ciri-ciri Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia.
Baca juga : Ciri-ciri Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia.
Jenis-jenis Perubahan Makna
- Membaik (Amelioratif)Ameliorasi ialah proses perubahan makna yang mengakibatkan makna kini dirasakan lebih baik atau lebih tinggi daripada sebelumnya. Misalnya :
- Tuli >> tuna rungu. ↑
- Bini >> istri, nyonya. ↑
- Perempuan >> wanita. ↑
- Buta >> tuna netra. ↑
- Bui >> forum pemasyarakatan. ↑
- Beranak >> melahirkan. ↑
- Memburuk (Peyoratif)Peyorasi ialah proses perubahan makna yang mengakibatkan makna kini dirasakan lebih jelek atau lebih rendah daripada sebelumnya. Misalnya :
- Pergi >> kabur. ↓
- Sekelompok >> gerombolan. ↓
- Menurunkan >> melengserkan. ↓
- Nikah >> kawin. ↓
- Hamil >> bunting. ↓
- Meluas (Generalisasi)Generalisasi ialah proses perubahan makna yang mengakibatkan makna kini lebih luas daripada sebelumnya. Misalnya :
- Berlayar : kapal layar >> seluruh kapal.
- Ikan : biota air >> lauk pauk.
- Ibu : otangtua kandung perempuan >> perempuan yang lebih tua.
- Kepala : anggota badan >> ketua atau pemimpin.
- Jurusan : arah/tujuan >> spesialisai/bidang ilmu yang ditekuni.
- Menyempit (Spesialisasi)Spesialisasi ialah proses perubahan makna yang mengakibatkan makna kini lebih sempit daripada sebelumnya. Misalnya :
- Sarjana : orang berilmu >> lulusan strata satu di perguruan tinggi tinggi.
- Pemmenolong : orang yang memmenolong >> pekerja rumah tangga.
- Guru : mengajarkan sesuatu >> pengajar di sekolah.
- Pendeta : orang berilmu >> hebat agama kristen.
- Madrasah : sekolah >> sekolah berasaskan islam.
- Persamaan Sifat (Asosiatif)Asosiatif ialah makna yang muncul alasannya ialah adanya persamaan sifat. Misalnya :
- Mencatut : menarikdanunik >< mengambil yang bukan miliknya.
- Amplop : surat >< uang sogokan.
- Kursi : tempat duduk >< jabatan.
- Parasit : makhluk kecil >> orang yang merugikan.
- Bunga : kembang >> gadis cantik.
- Pertukaran Tanggapan (Sinestesia) Sinsetesia ialah makna yang muncul alasannya ialah pertukaran jawaban dua indera. Misalnya :
- Kata-katanya kasar.
- Suaranya sedap didengar.
- Kata-katanya pedas.
- Rencana busuknya tercium.
- Pendengarannya sangat tajam.
Emoticon