Syarat-syarat Kalimat Komunikatif
Sebenarnya tidaklah susah untuk melihat apakah komunikasi berlangsung secara efektif atau tidak. Efektivitas dari suatu komunikasi sanggup dilihat dari salah satu indikator yang sangat penting yaitu ketersampaian pesan. Artinya, jikalau pesan yang ingin kita sampaikan sanggup diterima oleh pendengar dan sesuai dengan yang kita inginkan, maka komunikasi tersebut termasuk efektif.Sebaliknya, jikalau pesan yang ingin kita sampaikan tidak sanggup dipahami oleh pendengar atau pendengar menangkap pesan yang tidak sama dengan pesan kita dan terjadi kesalahpahaman, maka sudah tentu komunikasi yang kita lakukan tidak efektif. Komunikasi yang tidak efektif sanggup terjadi alasannya yaitu banyak sekali faktor antaralain penerapan kata yang salah, penyampaian yang kurang tepat, komunikasi yang tidak sempurna, dan sebagainya.
Komunikasi tidak tepat ialah bentuk komunikasi yang tidak lengkap. Dalam hal ini, pembicara memberikan suatu gosip atau pesan yang kurang detail sehingga pendengar belum memahami maksud dari pembicara. Komunikasi tidak tepat seringkali terjadi alasannya yaitu pembicara beranggapan bahwa pendengar sanggup memahami maksud dari pembicaraanny, padahal sebetulnya tidak.
Penggunaan kata atau kalimat yang berbelit-belit juga sering menjadi penyebab komunikasi tidak efektif. Alih-alih memperjelas gosip atau pesan, pendengar justru menjadi resah dan tidak sanggup memastikan pesan apa yang ingin disampaikan oleh pembicara. Kendala ibarat ini sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam acara berguru mengajar di sekolah.
Baca juga : Memahami Makna Kata & Melatih Keterampilan Berbicara.
Penyebab lain yang sanggup mengganggu kelancaran komunikasi yaitu situasi lingkungan dan kondisi pendengar. Meskipun pembicara sudah memakai kalimat yang tepat dalam berbicara, jikalau situasi lingkungan dan kondisi pendengar tidak mendukung maka belum tentu komunikasi tersebut berlangsung efektif. Adakalanya daya tangkap pendengar yang kurang baik menimbulkan kesalahpahaman.
Komunikatif | Tidak Komunikatif |
Berbicara wacana korupsi tidak kunjung selesai | Membicarakan wacana persoalan korupsi tak ada habis-habisnya |
Saya mencuci kendaraan beroda empat ayah dua kali seminggu | Saya mencuci ayah punya kendaraan beroda empat dua kali setiap minggu |
Hari ini udara terasa sangat gerah | Ini hari yang udaranya gerah sekali |
Kakak mengantar adik ayah ke rumah sakit | Kakak mengantar adik, ayah pergi ke rumah sakit |
Ibu menyuruh adik menyapu halaman belakang rumah | Ibu menyuruh adik sapu halaman rumah belakang |
Syarat suatu komunikasi yang efektif yaitu penerapan kalimat yang komunikatif. Kalimat yang komunikatif yaitu kalimat yang sanggup membuat pesan tersampaikan dengan tepat. Beberapa syarat yang harus dipenuhi supaya suatu kalimat menjadi komunikatif antaralain harus sesuai dengan kaidah bahasa, sesuai dengan nalar, dan pesan yang tersampaikan harus sesuai dengan maksud pembicara.
#1 Sesuai dengan kaidah bahasa
Kaidah bahasa yaitu hukum atau fatwa yang harus dipatuhi dalam memberikan wangsit atau gagasan. Dalam berkomunikasi, pembicara harus memperhatikan kaidah bahasa yang benar dikala memberikan gosip kepada pendengar supaya pesan yang ingin disampaikan sanggup dipahami.
Ketika berbicara, kita tak spesialuntuk memperhatikan kaidah bahasa secara tertulis berupa ejaan, tetapi juga harus memperhatikan kaidah bahasa secara lisan. Secara lisan, kaidah bahasa yang harus diperhatikan oleh pembicara antaralain tekanan, jeda, intonasi, dan lafal. Keempat unsur tersebut disebut unsur suprasegmental.
Baca juga : Perbedaan Lafal, Tekanan, Intonasi, dan Jeda.
Pembahasan lebih terang terkena penerapan lafal, tekanan, intonasi, dan jeda, sanggup engkau lihat melalui link di atas. Pada halaman tersebut dibahas pengertian lafal, tekanan, intonasi, dan jeda dilengkapi dengan teladan sehingga lebih terang perbedaannya.
Tekanan, intonasi, lafal, dan jeda ialah unsur yang sangat penting dalam ragam verbal alasannya yaitu perbedaan tekanan, intonasi, lafal, atau jeda dalam penyampaian kalimat sangat menghipnotis makna dari kalimat tersebut. Kalimat yang sama jikalau diucapkan dengan intonasi dan jeda yang tidak sama, maka akan menghasilkan makna yang tidak sama pula. Jika makna yang dihasilkan tidak sama, tentu akan menjadikan kesalahpahaman.
#2 Sesuai dengan nalar
Syarat diberikutnya yang harus diperhatikan oleh pembicara yaitu daypikir kalimat. Agar komunikasi berlangsung efektif, maka pembicara harus memakai kalimat yang sesuai dengan nalar. Artinya, kalimat yang dipakai pembicara harus sanggup diterima oleh kebijaksanaan atau logika sehingga pendengar sanggup menalarnya dan meyimpulkan pesan yang dimaksud.
Penalaran kalimat yaitu proses berpikir untuk menghubungkan data atau fakta yang ada sehingga hingga pada suatu kesimpulan. Melalui proses menalar itulah pembicara mencoba untuk merumuskan kesimpulan dan memahami pesan atau maksud dari pembicara.
Penalaran yang benar akan menghasilkan kesimpulan yang benar. Sebaliknya daypikir yang salah akan menghasilkan kesimpulan yang salah. Karena pendengar akan mencoba menalar kalimat yang didiberikan oleh pembicara dan proses itu bergantung pada kalimat yang didiberikan pembicara, maka pembicara harus memakai daypikir kalimat yang tepat.
Secara umum dikenal dua jenis daypikir kalimat, yaitu:
1. Penalaran Deduksi
2. Penalaran Induksi
Penalaran deduksi yaitu daypikir yang dilakukan terhadap data atau pernyataan umum ke dalam akibat yang khusus. Penalaran deduksi biasanya dikembangkan dengan pola umum-khusus. Penalaran deduksi sanggup dilakukan secara eksklusif atau tidak langsung. Penalaran deduksi secara eksklusif disebut entimen sedangkan daypikir deduksi secara tidak eksklusif disebut silogisme.
Penalaran induksi yaitu daypikir yang dilakukan terhadap data atau bencana khusus, kemudian dirumuskan sebuah kesimpulan berupa fakta umum yang mencakup beberapa aspek tiruana bencana khusu tersebut. Penalaran induksi biasanya dikembangkan dengan pola khusus-umum. Penalaran induksi sanggup dilakukan dengan generalisasi, analogi, dan hubungan kausalitas.
Untuk gosip lebih lengkap terkena daypikir deduksi dan daypikir induksi, engkau sanggup membuka link di bawah ini. Pada halaman tersebut dibahasa jenis-jenis daypikir deduksi, daypikir induksi mencakup silogisme, entimen, analogi, generalisasi, hubungan kausal, dan teladan paragrafnya.
Baca juga : Jenis-jenis Penalaran Deduksi dan Penalaran Induksi.
#3 Ketersampaian Pesan Sesuai Maksud Pembicara
Syarat diberikutnya yang sangat penting yaitu ketersampaian pesan. Suatu komunikasi sanggup dikatakan efektif jikalau pesan yang ingin disampaikan oleh pembicara sanggup diterima oleh pendengar dengan tepat. Artinya, pesan yang diterima oleh pendengar harus sama dengan pesan yang dimaksud oleh pembicara.
Ketersampaian pesan sangat dipengaruhi oleh masukana dan situasi. Pesan akan tersampaikan apabila masukana yang dipakai untuk menyampaikannya tepat dan situasinya mendukung. Dalam hal ini, tentu harus ada pemahaman antara pembicara dan pendengar terkait gaya bahasa atau kode-kode yang dipakai dalam komunikasi tersebut
Ketersampaian pesan juga sangat dipengaruhi oleh kaidah bahasa yang dipakai oleh pembicara. Jika kalimat yang disampaikan tidak sesuai dengan kaidah bahasa, tentu ketersampaian pesan akan terganggu. Kadangkala, imbas bahasa kawasan juga sanggup menimbulkan kesalahpahaman sehingga komunikasi menjadi tidak efektif.
Emoticon