Meskipun teknologi bayi tabung menyebabkan perdebatan di kalangan masyarakat, tetapi teknologi bayi tabung sanggup menjadi alternatif bagi pasangan suami istri yang mengalami kesusahan dalam mempunyai keturunan alasannya ialah faktor yang berakaitan dengan problem rahim ataupun pembuahan.
Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa pasangan suamsi istri yang memakai teknologi bayi tabung. Pada peluang ini, materi berguru sekolah akan mengulas terkena prinsip bayi tabung dan mekanisme bayi tabung dengan metode In vitro Fertilization.
Teknik-metode pada Bayi Tabung
Secara garis besar, proses bayi tabung diawali dengan pengambilan sel telur dari seorang ibu yang gres saja mengalami ovulasi. Sel telur dan sel sp3rma dipertemukan di dalam tabung yang kondisinya sudah diatur sedemikian rupa mirip kondisi susukan telur semoga terjadi pembuahan.Hasil pembuahan akan dipelihara untuk beberapa ketika di dalam tabung hingga mencapai tahap tertentu dan dipindahkan ke dalam inkubator. Selanjutnya, embrio dipindahkan atau ditransfer ke dalam rahim ibu dan akan berkembang hingga masa kelahiran.
Teknologi bayi tabung sanggup dilakukan dengan beberapa metode atau metode. Ada empat metode yang sanggup diterapkan dalam teknologi bayi tabung, yaitu:
1. Teknik In Vitro Fertilization (IVF)
2. Teknik Partial Zona Dessection (PZD)
3. Teknik Injeksi Sp3rma Intra Sitoplasma (ISIS)
4. Teknik Subzonal Sp3rm Intersection (SUZI)
Teknik In Vitro Fertilization ialah metode bayi tabung yang mempertemukan sp3rma dan sel telur secara manual di dalam tabung uji makmal. Embrio yang dihasilkan kemudian dipindahkan dari inkubator ke rahim ibu. Proses bayi tabung dengan metode IVF akan kita bahas lebih lanjut di bawah.
Teknik Partial Zona Dessection (PZD) ialah metode bayi tabung yang dilakukan dengan cara membuat celah pada dinding sel telur. Celah tersebut dibentuk untuk mempergampang pembuahan inti sel telur. Pada metode ini, sp3rma akan disemprotkan ke sel telur melalui celah yang sudah dibuat.
Teknik Injeksi Sp3rma Intra Sitoplasma (ISIS) ialah metode yang dilakukan untuk mengatasi sp3rma yang mutu dan jumlahnya tidak normal. Pada metode ini, satu sp3rma pilihan akan disuntikkan secara paksa ke dalam sitoplasma ovum.
Teknik Subzonal Sp3rm Intersection (SUZI) ialah metode penyuntikan secara pribadi sp3rma ke dalam sel telur. Hasil dari metode pembuatan mikro manipulasi in vitro ini dianggap kurang memuaskan dibanding dengan metode In Vitro Fertilization (IVF).
Proses Bayi Tabung Teknik In Vitro Fertilization
Proses bayi tabung yang paling umum dikembagkan dengan metode In Vitro Fertilization (IVF). Teknik in vitro fertilization dilakukan dengan beberapa tahap mulai dari persiapan hingga pemantauan kehamilan.#1 Persiapan
Sebelum melaksanakan proses bayi tabung, pasangan suami istri harus melaksanakan persiapan terlebih lampau. Persiapan tersebut meliputi langkah penyuluhan dan serangkaian investigasi mirip kondisi kandungan, hormonal, dan kondisi sp3rma. Jika ditemukan problem atau penyakit akan dilakukan siklus pengobatan sebelum proses bayi tabung sanggup dilakukan.
#2 Pematangan dan Pengambilan Sel Telur
Pada tahap pematangan sel telur, akan dilakukan penyuntikan hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) untuk merangsang pematangan sel telur. Selanjtunya, pengambilan sel telur dilakukan dengan memakai alat berupa jarum khusus dengan menolongan ultrasonografi. Selanjutnya sel telur akan dipisahkan dari folikel yang berhasil disedot.
#3 Pengambilan Sp3rma
Salah satu yang memilih keberhasilan metode bayi tabung ialah cara pengambilan sp3rma. Teknik pengambilan sp3rma yang paling umum antara lain:
1. Microsurgical Sp3rm Aspiration (MESA)
2. Testicular Sp3rm Exrtraction (TESE)
Pada metode MESA, sp3rma diambil dari epididimis dan vesicula seminalis (kantong sp3rma). Kedua daerah itu ialah daerah pematangan dan penyimpanan sementara sp3rma. Sedangkan pada metode TESE, sp3rma diambil pribadi dari testis.
#4 Pembuahan Secara In Vitro
Sel telur yang sudah dipisahkan dimasukkan ke dalam tabung yang sudah dibubuhi medium biakan. Tabung disimpan di dalam inkubator yang suhunya sudah diadaptasi dengan rahim selanjutnya ditemukan dengan sp3rma semoga terjadi pembuahan secara in vitro.
#5 Pemindahan Hasil Pembuahan
Hasil pembuahan selanjutnya dibiarkan mengalami pembelahan menghasilkan beberapa sel embrio dan kemudian dipindahkan ke dalam rahim. Embrio yang tidak ditransfer ke rahim sanggup disimpan secara krioppreservasi dalam tabung meliputi nitrogen cair.
#6 Pemantauan Kehamilan
Sesudah embrio ditransfer ke rahim, maka akan dilakukan pemantauan untuk memastikan kehamilan. Perkembangan embrio hingga menjadi fetus akan terus dipantau hingga proses kelahiran.
Emoticon