BLANTERVIO103

Pembahasan Un Bahasa Indonesia Wacana Daypikir Silogisme

Pembahasan Un Bahasa Indonesia Wacana Daypikir Silogisme
10/03/2018
.com - Penarikan Kesimpulan dengan Silogisme. Pembahasan soal ujian nasional bidang studi bahasa Indonesia tentang silogisme untuk tingkat menengah atas. Ketika berguru terkena karya ilmiah, ada sebuah istilah yang cukup umum dibahas, yaitu silogisme. Silogisme ialah salah satu metode pikiran sehat deduksi dalam proses penarikan kesimpulan. Pada peluang ini, edutafsi akan mengulas beberapa soal tentang silogisme yang pernah keluar dalam soal ujian nasional bahasa Indonesia. Semoga sanggup menjadi citra bagi anakdidik untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian nasional tahun ini.

Soal 1 : Melengkapi Silogisme

Cermatilah silogisme diberikut ini dengan seksama :
Semua pantai di wilayah Indonesia berpotensi untuk menjadi objek pariwisata. Bunaken ialah salah satu pantai di wilayah Indonesia.

Kalimat yang sempurna untuk melengkapi silogisme di atas ialah ....
A. Jadi, Bunaken salah satu objek wisata di Indonesia
B. Maka, salah satu objek pariwisata ialah Bunaken
C. Tentu, Bunaken berpotensi untuk menjadi objek Pariwisata
D. Pasti objek pariwisata Bunaken di wilayah Indonesia
E. Untuk itu, Bunaken salah satu objek pariwisata berpotensi bagi Indonesia.

Pembahasan :
Silogsime bersahabat kaitannya dengan penalaran. Penalaran ialah suatu proses befikir untuk menghubungkan fakta yang ada sehingga hingga pada suatu kesimpulan. Secara garis besar, pikiran sehat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pikiran sehat deduksi (umum-khusus) dan pikiran sehat induksi (khusus-umum).

Penalaran deduktif ialah proses penarikan kesimpulan yang dilakukan terhadap data atau pernyataan umum untuk kemudian ditarik kesimpulan yang khusus. Penalaran deduktif sanggup dibedakan lagi menjadi silogisme dan entimen. Sebaliknya, pikiran sehat induktif dilakukan terhadap kejadian khusus meliputi generalisasi, analogi, dan korelasi kausal.

Silogisme ialah pikiran sehat deduksi secara tidak langsung. Silogisme memerlukan dua buah premis, yaitu premis umum dan premis khusus. Premis umum meliputi fakta atau data umum sedangkan premis khusus berupa pernyataan atau data khusus. Dari kedua premis inilah kemudian ditarik sebuah kesimpulan.

Pada silogisme di atas memang tidak disebutkan secara gamblang mana yang menjadi premis umum dan mana yang menjadi premis khusus. Namun dilihat dari kalimatnya, kita sanggup mengetahui apa posisi kalimat tersebut. Kalimat pertama ialah premis umum sedangkan kalimat kedua ialah premis khusus. Jadi, kalimat yang dicari untuk melengkapi silogisme tersebut ialah kalimat kesimpulan.

Secara umum, contoh penarikan kesimpulan untuk silogisme ialah sebagai diberikut:
Premis umum  : A = B
Premis khusus : C = A
Kesimpulan     : C = B

Untuk mempergampang sanggup kita lakukan pemisalan sebagai diberikut:
A = pantai di wilayah Indonesia
B = berpotensi untuk menjadi objek pariwisata
C = Bunaken.

Berdasarkan rumusan tersebut, maka kesimpulannya:
PU : A = B → Semua pantai di wilayah Indonesia berpotensi untuk menjadi objek pariwisata.
PK : C = A → Bunaken ialah salah satu pantai di wilayah Indonesia.
S   : C = B → Bunaken berpotensi untuk menjadi objek pariwisata.

Jadi, kalimat yang sempurna untuk melengkapi silogisme di atas ialah Tentu, Bunaken berpotensi untuk menjadi objek pariwisata.
Jawaban : C

Soal 2 : Menentukan Simpulan dari Silogisme

Cermatilah silogisme diberikut ini dengan seksama!
PU : Semua pejabat negara harus jujur dan hidup sederhana.
PK : Mogundha pejabat negara.
Simpulan yang sempurna untuk melengkapi silogisme di atas ialah ....
A. Mogundha pejabat negara yang jujur dan sederhana
B. Mogundha harus jujur dan hidup sederhana
C. Moghunda harus jujur dan sederhana sebab seorang pejabat
D. Mogundha seharusnya jujur dan sederhana
E. Sebagai menteri Mogundha selayaknya jujur dan sederhana.

Pembahasan :
Menarik kesimpulan dari suatu silogisme bekerjsama cukup sederhana asal kita tahu polanya. Secara umum, kesimpulan dari suatu silogisme ditarik menurut premis umum (PU) dan premis khusus (PK) yang diketahui. Pola penarikan kesimpulan untuk silogisme di atas ialah :
Premis umum  : A = B
Premis khusus : C = A
Kesimpulan     : C = B

Untuk mempergampang sanggup kita lakukan pemisalan sebagai diberikut:
A = pejabat negara
B = harus jujur dan hidup sederhana
C = Mogundhi

Berdasarkan rumusan di atas, maka sanggup ditarik kesimpulan:
PU : A = B → Semua pejabat negara harus jujur dan hidup sederhana.
PK : C = A → Mogundhi pejabat negara.
S   : C = B → Mogundhi harus jujur dan hidup sederhana.

Jadi, kesimpulan yang sempurna untuk melengkapi silogisme tersebut ialah Mogundhi harus jujur dan hidup sederhana.
Jawaban : B

Soal 3 : Menentukan Premis Khusus Suatu Silogisme

Premis umum : Pada hari raya Idul Fitri jalur pantura macet.
Premis khusus : .....
Kesimpulan : Hari ini jalur pantura macet.

Premis khusus yang sempurna untuk melengkapi silogisme tersebut ialah ....
A. Hari ini hari raya
B. Hari ini hari minggu
C. Hari ini banyak orang berlibur
D. Hari ini sebagian jalur pantura macet
E. Hari ini hari raya Idul Fitri.

Pembahasan :
Kesimpulan dalam suatu silogisme ditarik menurut premis umum dan premis khususnya. Pada soal premis umum dan kesimpulannya diketahui sehingga premis khususnya sanggup ditentukan menurut korelasi antara kesimpulan dan premis umumnya.

Berdasarkan premis umum dan kesimpulannya, maka rumusan silogisme di atas ialah sebagai diberikut:
Premis umum  : A = B
Premis khusus : C = A
Kesimpulan     : C = B

Sebagai alat menolong sanggup dipakai pemisalan sebagai diberikut:
A = hari raya Idul Fitri
B = jalur pantura macet
C = hari ini.

Sesuai dengan rumusan tersebut, maka premis khususnya sanggup ditentukan :
PU : A = B → Pada hari raya Idul Fitri, jalur pantura macet.
K  : C = B → Hari ini jalur pantura macet.
PK : C = A → Hari ini hari raya Idul Fitri.

Jadi, premis khusus yang sempurna untuk melengkapi silogisme tersebut ialah Hari ini hari raya Idul Fitri.
Jawaban : E

Soal 4 : Menentukan Kesimpulan Silogisme

Bacalah silogisme diberikut ini dengan seksama!
PU : Siswa yang tergolong kurang bisa akan didiberikan tuntidakboleh belajar.
PK : Hadiruddin siswa yang tergolong kurang mampu.
K    : ..... ?

Simpulan yang paling sempurna untuk melengkapi silogisme di atas ialah ....
A. Tuntidakboleh berguru harus didiberikan kepada Hadiruddin
B. Hadiruddin tergolong kurang bisa sehingga patut didiberi tuntidakboleh belajar
C. Hadiruddin akan didiberikan tuntidakboleh belajar
D. Tuntidakboleh berguru bagi yang tidak bisa didiberikan kepada hadiruddin
E. Hadiruddin akan didiberikan tuntidakboleh berguru sebab kurang mampu.

Pembahasan :
Sebagai alat menolong sanggup kita lakukan pemisalan sebagai diberikut:
A = tergolong kurang mampu
B = akan didiberikan tuntidakboleh belajar
C = Hadiruddin.

Berdasarkan rumusan silogisme:
PU : A = B → Siswa yang tergolong kurang bisa akan didiberikan tuntidakboleh belajar.
PK : C = A → Hadiruddin siswa yang tergolong kurang mampu.
S   : C = B → Hadiruddin akan didiberikan tuntidakboleh belajar.

Jadi, kesimpulan yang paling sempurna untuk melengkapi silogisme tersebut ialah Hadiruddin akan didiberikan tuntidakboleh belajar.
Jawaban : C

Soal 5 : Menentukan Kalimat Entimen yang Tepat

Cermati silogisme diberikut ini dengan seksama!
PU : Siswa Sekolah Menengan Atas Nusa mengikuti upacar bendera setiap hari senin pagi.
PK : Anita siswa Sekolah Menengan Atas Nusa.
K   : Anita mengikuti upacara bendera setiap hari senin pagi.

Kalimat entimen yang sempurna dari silogisme di atas ialah ....
A. Anita ialah siswa Sekolah Menengan Atas Nusa sebab ia selalu mengikuti upacara bendera setiap senin pagi.
B. Anita mengikuti upacara bendera setiap hari senin pagi, maka Anita ialah siswa Sekolah Menengan Atas Nusa.
C. Karena Anita selalu mengikuti upacar bendera setiap senin pagi, maka Anita ialah siswa Sekolah Menengan Atas Nusa.
D. Karena Anita ialah siswa Sekolah Menengan Atas Nusa, maka ia selalu mengikuti upacara bendera setiap hari senin pagi.
E. Anita mengikuti upacara bendera setiap hari senin pagi sebab ia siswa Sekolah Menengan Atas Nusa.

Pembahasan :
Entimen ialah pikiran sehat deduksi secara langsung. Kesimpulan dirumuskan spesialuntuk menurut satu premis. Oleh sebab itu, entimen disebut juga sebagai silogisme yang diperpendek. Silogisme di atas sanggup diperpendek dengan rumusan entimen : C = B sebab C = A.

Sebagai alat menolong sanggup kita misalkan sebagai diberikut:
A = siswa Sekolah Menengan Atas Nusa
B = mengikuti upacara bendera setiap hari senin pagi
C = Anita.

Berdasarkan rumusan entimen di atas, maka entimen yang sempurna untuk silogisme tersebut adalah: C = B sebab C = A  → Anita mengikuti upacara bendera setiap hari senin pagi sebab ia siswa Sekolah Menengan Atas Nusa.
Jawaban : E

Demikianlah pembahasan beberapa soal ujian nasional bidang studi bahasan Indonesia tentang penarikan kesimpulan dengan metode silogisme. Jika pembahasan soal tentang silogisme ini bermanfaa, menolong kami membagikannya kepada kawan-kawan anda melalui tombol share yang tersedia di bawah ini. Terimakasih.
Share This Article :

TAMBAHKAN KOMENTAR

3612692724025099404