BLANTERVIO103

Teks Negosiasi: (Pengertian, Struktur Isi, Ciri Bahasa, Langkah Penulisan Dan Pola Teks Negosiasi)

Teks Negosiasi: (Pengertian, Struktur Isi, Ciri Bahasa, Langkah Penulisan Dan Pola Teks Negosiasi)
4/22/2019
Negosiasi sebenarnya bukan hal yang asing, sebab di kehidupan sehari-hari kita tidak pernah luput dari yang namanya negosiasi, salah satu rujukan sederhana contohnya saat kita membeli sesuatu di warung dengan tawar menawar, tanpa di sadari kita sudah melaksanakan negosiasi.

Negosiasi biasanya terjadi sebab adanya perbedaan kepentingan, untuk lebih menguasai perundingan maka dibutuhkan pemahaman materi mengenai negosiasi, untuk pelajar ternyata materi perundingan ini dipelajari di mata pelajaran bahasa indonesia kelas X kurikulum 2013 dengan bahasan teks negosiasi.

Bagi anda yang kebetulan sedang mencari materi wacana teks perundingan maka disini saya akan sajikan artikel yang membahas teks perundingan secara terperinci. sehingga anda bisa memahami struktur dan kaidah teks perundingan baik dan anda bisa menginterpretasi makna teks perundingan baik secara ekspresi maupun tulisan juga mampu memproduksi teks perundingan yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibentuk baik secara ekspresi mupun  tulisan

hari kita tidak pernah luput dari yang namanya perundingan Teks Negosiasi: (Pengertian, struktur isi, ciri bahasa, langkah penulisan dan rujukan teks negosiasi)


Sub pokok bahasan yang dijelaskan diartikel kali ini mencakup pengertian teks negosiasi, struktur isi, ciri bahasa, langkah penulisan dan rujukan teks negosiasi.


Pengertian negosiasi

Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai komitmen di antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda. Atau perundingan berdasarkan KBBI yaitu proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk memberi atau mendapatkan guna mencapai komitmen bersama antara satu pihak dengan pihak lainnya. 

Negosiasi berasal dari bahasa inggris (negotiate) yang artinya perundingan dengan taktik khusus. Strategi-strategi dalam perundingan - win-win strategy (strategi menang-menang) - win-lose strategy (strategi menang-kalah) - lose-lose strategy (strategi kalah-kalah) 

Kapan harus bernegosiasi? Ibarat sebuah persahabatan, perundingan memerlukan trik dan strategi. Sifat insan umumnya tidak mau kalah, tidak mau dipaksa dan tidak mau ditindas. Oleh sebab itu win-win solution yaitu jalan dan pilihan terbaik. Mengetahui cara bernegosiasi yang benar sangat menguntungkan posisi kita dibidang sosial, lebih-lebih dibidang bisnis.

 Lalu kapan bekerjsama upaya perundingan diperlukan? Upaya perundingan dibutuhkan apabila : 1. Kita tidak mempunyai pilihan yang lebih baik untuk menuntaskan problem yang kita hadapi atau mendapatkan sesuatu yang kita inginkan

Struktur isi teks negosiasi

Struktur teks perundingan Dalam obrolan perundingan antara pihak satu dan pihak dua dalam mencapai komitmen (bukan jual beli) terdiri dari tiga serpihan yaitu pembukaan, isi dan penutup, sebagai berikut: 

1. Pembukaan, contohnya: Selamat pagi/siang/sore; saya Paula....... 

2. Isi, contohnya: Karyawan telah bekerja keras demi perusahaan,tetapi kami merasa kurang mendapatkan imbalan yang pantas. Kami tidak sanggup memenuhi kebutuhan sehari-hari hanya dengan uang Rp.2.000.000. paling tidak kami mendapatkan upah sebesar Rp.3.000.000 

3. Penutup, Contohnya: Terimakasih Pak,selamat sore. 

Sedangkan dalam teks obrolan perundingan antara penjual dan pembeli di pasar mempunyai struktur teks sebagai berikut:
  1. Orientasi : Pembukaan atau awalan dari percakapan sebuah negosiasi. Biasanya berupa kata salam, sapa dan sebagainya. 
  2. Permintaan : Di mana pihak yang ingin tahu menanyakan suatu barang atau permasalahan yang dihadapi. 
  3. Pemenuhan : Pihak yang terkait memberitahukan mengenai barang atau obyek biar orang yang diajak interaksi oleh pihak tersebut menjadi lebih paham.
  4. Penawaran : Suatu puncak dari perundingan sebab terjadi proses tawar menawar pihak satu dengan pihak yang lain untuk mendapat sebuah komitmen yang menguntungkan satu sama lain.
  5. Persetujuan : Kesepakatan atas hasil penawaran dari kedua belah pihak. 
  6. Pembelian : Terjadinya transaksi jual beli antara masing- masing pihak terkait. 
  7. Penutup : Mengakhiri dari sebuah percakapan antara kedua pihak untuk menuntaskan suatu proses interaksi dalam negosiasi.

Sedangkan dalam teks obrolan perundingan antara pengusaha dan pihak bank, mempunyai struktur teks yaitu: 
  1. Orientasi 
  2. Pengajuan
  3. Penawaran 
  4. Persetujuan 
  5. Penutup

Makara kesimpulannya adalah, struktur teks perundingan tidak ada yang baku, sangat tergantung sekali apa yang dinegosiasikan.

Yang harus dihindari selama perundingan yaitu menghindari hal-hal yang sanggup merugikan kedua belah pihak, sehingga untuk menghindari hal tersebut perundingan perlu dilakukan dengan  cara-cara yang santun seperti:
  • Menyesuaikan pembicaraan ke arah tujuan praktis
  • Mengakomodir butir-butir perbedaan diantara kedua belah pihak
  • Mengajukan ide dan mengabaikan pandangan yang sudah ada tanpa memalukan kedua belah pihak
  • Mengalokasikan kiprah dan tanggung jawab kedua belah pihak
  • Memprioritaskan dan mengelompokan saran atau pendapat kedua belah pihak  

Ciri Umum teks negosiasi

Adapun secara umum ciri dari teks perundingan yaitu sebagai berikut:

  • Negosiasi menghasilkan kesepakatan. 
  • Negosiasi menghasilkan keputusan yang saling menguntungkan. 
  • Negosiasi merupakan sarana untuk mencari penyelesaian atau jalan tengah. 
  • Negosiasi mengarah kepada tujuan praktis. 
  • Negosiasi memprioritaskan kepentingan bersama.
  • Negosiasi menyangkut suatu rencana yang belum terjadi
  • Negosiasi selalu melibatkan dua belah pihak
  • Negosiasi merupakan acara komunikasi langsung.
  • Teks perundingan biasanya dalam bentuk obrolan atau diubah menjadi monolog

Langkah-langkah penulisan teks perundingan sebagai berikut.

Agar anda sanggup menciptakan teks perundingan dengan lebih mudah, maka salah satu metode yang digunakan yaitu dengan pendekatan langkah-langkah penyusunan teks negosiasi, sebagai berikut:

  • Menentukan tujuan
  • Menentukan pihak-pihak yang berkaitan
  • Menentukan konflik
  • Menentukan solusi dalam penawaran
  • Menentukan model kesepakatan

Ciri kebahasaan teks negosiasi

Sedangkan kaidah kebahasaan atau ciri kebahasaan teks perundingan yaitu sebagai berikut:

1. Bahasa persuasif
Bahasa persuasif yaitu bahasa yang digunakan untuk membujuk atau menarik perhatian. Misalnya: dalam kalimat “bagus itu, Mam. Cocok untuk digunakan sendiri atau untuk suvenir.”

2. Kalimat deklaratif
Kalimat yang disampaikan yaitu kalimat yang berisi pernyataan, yang berfungsi untuk menawarkan informasi atau informasi wacana sesuatu.

3. Bahasa yang sopan
Gunakan bahasa yang sopan sehingga antara kedua belah pihak biar terjadi komunikasi yang baik untuk mencapai perundingan yang sukses.

4. Menggunakan konjungsi. 
Contoh : Kalau bagitu, meskipun, walaupun.  Menggunakan kalimat deklaratif

5. Menggunakan kalimat yang efektif
Kalimat efektif yaitu kalimat yang padat, singkat, jelas, lengkap, dan sanggup memberikan informasi secara tepat. Jelas, artinya gampang dipahami oleh pendengar atau pembaca. Tepat, sanggup sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.

6. Berisi pasangan tuturan
Apa itu tuturan? Tuturan yaitu kalimat yang diujarkan oleh seseorang untuk memberikan maksud tertentu. Tuturan merupakan bentuk komunikasi ekspresi seseorang kepada kawan tutur dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang sering menuturkan sesuatu kepada kawan tutur. Tuturan yaitu pemakaian satuan bahasa menyerupai kalimat atau sebuah kata oleh seorang penutur tertentu pada situasi tertentu. Dalam teks perundingan tuturan berupa obrolan yang berarti dilakukan oleh dua orang atau lebih.

Contoh pasangan tuturan dalam teks perundingan :
  • Mengucapkan salam - membalas salam
  • Bertanya - menjawab/tidak menjawab 
  • Meminta tolong - memenuhi/menolak permintaan 
  • Menawarkan - memenuhi/menolak tawaran 
  • Mengusulkan - menerima/menolak usulan Pasangan tuturan yang terdapat dalam negosiasi

7. Bersifat memerintah dan memenuhi perintah. 

8. Menggunakan pronomina. 
atau kata ganti yaitu jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Contoh : Saya, kami, anda. 

9. Menggunakan kalimat langsung. 
Kalimat eksklusif yaitu kalimat yang menirukan ucapan atau ujaran orang lain.

10. Menggunakan kalimat yang menyatakan kesepatan atau tidak.

11. Menggunakan kalimat perbandingan/kontras.

Contoh teks Negosiasi

Berikut yaitu salah satu rujukan teks negosiasi:

Contoh #1 :
Siang itu di pasar Klewer, menyerupai biasa terjadi acara jual beli. Anton yang sedang berekreasi ingin membelikan oleh- oleh untuk ibunya. Dia ingin membelikan kerudung. Terjadilah tawar menawar antara Anton dan Penjual kerudung.

Penjual : Selamat siang.
Anton : Selamat siang

Penjual : Mau beli apa mas?
Anton : Ini mbak mau beli kerudung untuk ibu saya.

Penjual : Cari yang modelnya bagaimana, Mas?
Anton : Yang biasa saja mbak. Penjual : Silakan mas kesini
17. Sesampainya di dalam toko...

Penjual : Silakan mas dipilih, banyak pilihannya.
Anton : Saya suka yang hijau mbak, kalo dilihat segar.

Penjual : Iya mas. Cocok kalo digunakan oleh ibu mas.
Anton : Ini berapa mbak?

Penjual : Rp 50.000,00.
Anton : Wah, kok mahal mbak? Rp 30.000,00 tidak boleh?

Penjual : Tidak boleh mas, itu bahannya cantik soalnya.
Anton : Tidak bisa kurang mbak?

Penjual : Rp 45.000,00 boleh mas.
Anton : Rp 40.000,00 ya mbak? Ini untuk buah tangan ibu saya.

Penjual : Benar-benar dihentikan mas. Nanti toko saya bisa bangkrut.
Anton : Ya sudah mbak Rp 45.000,00, saya ambil yang ini.

Penjual : Mau beli apa lagi mas?
Anton : Itu saja mbak. Ini uangnya mbak.

Penjual : Uangnya Rp 50.000,00 , kembali Rp 5.000,00. Terimakasih mas.
Anton : Iya mbak, sama-sama.


Contoh #2:
Contoh teks perundingan Teks perundingan meminjam peralatan Selepas dari acara mengajar, Pak.Amru ingin berkemah sore ini. Tetapi ia tidak mempunyai peralatan untuk berkemah. Dengan tak berfikir panjang, ia eksklusif menghubungi temannya yang mempunyai peralatan kemah.

Pak. Amru : Halo, Assalamualaikum
Bu. Piti : waalaikumsalam. Iya, Am. Ada apa?

Pak.Amru : Ini, Pit. Sore ini saya ingin berkemah. Apa saya boleh meminjam peralatan berkemah milikmu?
Bu. Piti : Ya, tentu saja boleh. Memang akan dipinjam hingga berapa lama?

Pak. Amru : Ya..kira-kira 1 minggu, Pit. Bagaimana?
Bu. Piti : Wah, kalau 1 ahad tidak bisa, Am. Mungkin hanya bisa 3 hari.

Pak. Amru : Apa tidak bisa lebih lama? Bagaimana kalau 5 hari ?
Bu. Piti : Mungkin 4 hari cukup, Am.

Pak. Amru : Baiklah, 4 hari saja. Oke?
Bu. Piti : Oke, kapan kau mengambil peralatannya?

Pak. Amru : sesudah ini saya akan pergi ke rumahmu dan mengambilnya. Terimakasih, Pit. Assalamualaikum.
Bu. Piti : sama-sama. Waalaikumsalam Akhirnya pak. Amru mengambil peralatan kemah tersebut, dengan komitmen akan dikembalikan sesudah 4 hari kemudian.
Share This Article :

TAMBAHKAN KOMENTAR

3612692724025099404